Manusia. Hati. Cinta

Cinta
Saya percaya, cinta adalah segalanya.  Dengan cinta kamu akan punya kekuatan lebih untuk melakukan hal apapun, dari yang masuk akal hingga tidak masuk akal.  Dengan cinta, hal sederhana menjadi istimewa dan berarti.  Melalui cinta bisa membuat maju bahkan merusak.  Begitu pun ketika saya menerima ajakan menikah dari sahabat sendiri, semua serba kejutan, saat itu tak ada yang pernah menyangka bahwa kami akan menikah.  Tanpa mengurangi rasa hormat pada persahabatan kami di masa lalu, entah kekuatan dari mana, saya mau menerima tawarannya untuk menikah.  Sebagai sahabat, selama ini saya selalu menghormatinya, lalu sebagai kekasih saya mau berbagi hidup dengannya.  Saya percaya dia bisa menjadi partner hidup yang menyenangkan, berbagi, memahami dan bisa saling memajukan.  Saya tidak menyangka, ketika sebuah sapaan sederhana berujung ajakan untuk menikah dan menumbuhkan cinta.  Cinta?  Ya. 

Foto:  imatakubesar


Membebaskan
Kebahagiaan itu membuat kami menjadi pribadi yang selalu saling mendukung, membangun atas nama cinta, rasa hormat dan membebaskan.  Ketika menikah, saya merasa lebih lepas untuk mengekspresikan pendapat dan keinginan untuk belajar.  Dia selalu mendukung, mengusahakan dan mengkondisikan apapun, dia selalu percaya bahwa saya akan berhasil.  Kami selalu berdiskusi dalam segala hal, dia adalah pendengar yang baik dan pemberi nasehat yang hebat.  Melaluinya, selalu muncul ide segar dan pemikiran diluar kebiasaan.  Saya  sebenarnya penakut dan tidak percaya diri tapi sering muncul keinginan dan banyak yang tak pernah di ekspresikan, kondisi ini sangat mengerikan.  Dialah yang selalu mendorong saya untuk mempunyai keberanian, karena menurutnya saya punya potensi lebih.  Bertahun-tahun dalam selimut tidak percaya diri, dia menumbuhkan saya menjadi pribadi yang berarti. 

“Apapun yang kamu lakukan, ayah dukung.  Lakukan dengan sungguh-sungguh dan terus menerus. Pasti ada hasilnya.  Kamu pasti bisa, Mah.”  Sepertinya, mahluk ini yang pertama kali yang membuat saya percaya atas semua passion saya.   Saya mendadak menjadi mutiara yang bersinar, padahal apapun yang saya kerjakan selama ini rasanya biasa saja tapi di matanya begitu berharga.

Membangun Cinta
“Jatuh cinta itu biasa, membangun cinta itu luar biasa.”  Di surat undang kami tercantum prinsip ini.  Kami tidak ingin jatuh cinta, karena jatuh cinta bisa membuat sakit.  Dengan membangun cinta kami akan selalu tegak berdiri.  Mewujudkan kasih sayang dan bergandengan tangan.  Tanpa takut untuk jatuh dan takut kehilangan.
Konsep membangun cinta selalu kami pupuk.  Ketika ada kesempatan pergi berdua, kami manfaatkan atau bahkan kami kondisikan.  Meluangkan waktu sejenak nonton ke bioskop, nonton teater, membeli DVD bajakan, berkeliling naik motor,  setelah subuh saat anak-anak masih tidur kami bermotor berdua pergi ke daerah Dipati Ukur Dago untuk makan lontong sayur atau teh telur dan pisang goreng.  Saat suami sibuk sekali, kadang saya bawa anak-anak ketemu disuatu tempat dan kita makan bareng sejenak.  Setelah itu pulang dan beraktifitas biasa.  Begitu pun ketika aktifitas rumah tangga menghabiskan waktu, kadang kami meredakan diri lalu membuat kopi dan pisang goreng lalu duduk-duduk berdua sebentar di teras rumah.  Berbicara, mendengarkan, meracaukan mimpi-mimpi.  Rupanya cara ini cukup ampuh meredakan keriuhan sebentar lalu kembali beraktifitas dengan suasana hati yang lebih asik.

Sakit. Pause
Lalu laki-laki ini kemudian sakit berat.  Serangannya tiba-tiba saja kejang, tak ada tanda sakit fisik yang memulainya sehingga membentuk persepsi orang-orang bahwa dia kesurupan dan diguna-guna.  Namun melalui dorongan Amih kami pun pergi ke rumah sakit untuk di periksa.  Hasil CT Scan mengatakan bahwa di kepalanya ada benjolan dan bisa dipastikan sebuah tumor yang membuat dia kejang.  Karena benda inilah, sewaktu-waktu suamiku akan mendapat serangan kejang lagi.  Saya merasa berada di dua ruang nyata dan maya.  Rasanya ingin mengambil benjolan itu dan sehat lagi.  Sejak saat itu, semua kehidupan kami berubah. 

Malam-malam menjadi tidak tenang, kondisi fisik suami yang naik turun, bolak balik rumah sakit dan perawatan ke tempat herbalis.  Perjalanan panjang yang memaksa saya untuk menghadapi, mencari solusi dan menjalani setiap proses yang memicu adrenalin.  Rumah terasa lebih suram, perhatian pada anak-anak pun menjadi tak terkendali.  Tumor otak ini rupanya bukan penyakit sederhana, ia tidak hanya meruntuhkan fisik dengan drastis tapi mengubah kepribadian suami yang motivatif, pemikir dan pemberani menjadi penakut dan mudah terpancing emosinya. Dia tidak boleh terlalu sedih bahkan tidak boleh terlalu bahagia/terharu, sangat berbanding terbalik dengan kepribadiannya.  Jika itu terjadi ia akan lebih cepat cape dan mudah turun kondisi fisiknya.  Tapi laki-laki ini, dia selalu berusaha tenang dengan cara terlentang dan mengatur pernafasannya. 


Saya selalu dihinggapi rasa khawatir dan takut kehilangan, frustasi dan bingung.  Sampai di suatu titik, saya biarkan kepala untuk hening dan melepaskan segala tekanan hati.  Dalam keadaan tenang atau panik, penyakit itu tetap ada.  Jadi, saya lebih memilih untuk tenang.  Langkah haruslah terus berjalan, kami harus melepaskan diri bahwa tubuh dan alam bukan milik kami.  Bahwa tak ada yang tahu apa yang akan mengakhiri kehidupan kami,  penyakit atau semangatnya.  Cinta pun bergerak membebaskan diri, membiarkan alam yang mengatur jalan hidup terbaik untuk kami karena kami pasti akan kembali.  Setiap membebaskan, selalu saja ada jawaban dari  teka teki setiap kegelisahan dan pertemuan.   

Sumber disini


Luaskan hati.  Luaskan Langkah
Ketika sakit, seolah alam tengah memaksamu untuk pause.  Tubuh, hati, pikiran, perlu rehat sejenak dari keriuhan dan beban di pundak.  Seolah alam berkata, bahwa kamu butuh menyatu dengan pepohonan, udara bersih, air yang tenang, lalu tumbuh menjadi individu sadar utuh kembali penuh berdiri di atas bumi kini.  Tidak terburu-buru pada langkah dan impian sehingga membatasi ruang dan menyempitkan hati.  Kamu hanya perlu menciptakan suasana bahagia, dengan melakukan sesuatu yang paling mungkin dilakukan saat ini disesuaikan dengan kondisinya.  Seperti menggambar, memotret, menemaninya menonton acara yang lucu dan ikut tertawa bersama.  Dengan melihat dan mendengarnya tertawa, disana tumbuh kepercayaan diri dan keyakinan bahwa tubuhnya akan sembuh.  Setidaknya, sampai detik ini dia merasa bahagia pada suatu moment.  Momen-momen ini harus diciptakan.

Muncul keyakinan bahwa semua proses ini bagian dari pembenahan diri kami.  Keyakinan ini yang membuat saya menata segalanya, saya harus tetap tenang, karena saya yakin jika saya tidak tenang tak akan ada solusi yang terbaik.  Ketika otak saya dipaksa untuk berfikir dan mencari solusi, tapi ternyata dia tidak memberi jawaban.  Setiap hati saya membebaskan rasa takut, rasa khawatir, rasa lelah, jawaban-jawaban itu hadir dalam bentuk rezeki dalam arti luas.  Seperti kedatangan seseorang tak terduga memberi pandangan tentang cara hidup sehat, lalu datang sekelompak sahabat yang datang dan pergi sambil menyampaikan titipan uang dari teman-temannnya, teman-teman yang memberi perhatian dan tentu saja keluarga besar yang selalu memberi banyak bantuan.  Begitu banyak kemudahan yang datang mengiringi setiap kesulitan kami.  Sehingga saya fikir, jangan-jangan sebuah masalah itu hadir untuk mengeluarkan kita dari kebodohan dan hati yang bebal terhadap kehidupan.  Luka membuat saya melihat keindahan dari sisi yang berbeda. 

Hampir setiap kesempatan saat kami berbicang tentang proses yang panjang ini, saya selalu bilang,”Tenang, kita pasti bisa melewatinya, ayah hanya sedang di install ulang, Allah sedang menata kita.”

Ketika orang yang kita cintai sehat kita akan merasa senang begitupun saat orang yang kita cintai sakit kita akan merasa sedih.  Hal yang paling ditakuti saat kamu berada dalam ruang cinta adalah merasa takut kehilangan dan rasa sakit.  Tapi indahnya, ketika situasi yang menstimulasi kedua rasa itu muncul, cinta pula yang membuatmu terlatih untuk tenang dan berdiri tegak.  Karena, setiap orang ternyata mampu melewati setiap persoalannya.  Ketika persoalan itu muncul mau tidak mau kita harus menghadapi dan menjalankan setiap prosesnya dengan keluasan hati.  Ketika salah satu sayapmu terluka, yang harus kamu lakukan adalah mengobati dan memperbaikinya.  Begitupun ketika saya berada dalam situasi ini, mau tidak mau saya harus menjalani dengan tenang, karena setiap proses pasti ada pesan yang ingin diajarkan pada kita tentang makna kehidupan. 

“Semua akan baik-baik saja.”



Pre Order Buku
Membaca “Sadar Penuh Hadir Utuh” karya Adjie Silarus ini, membuatmu semakin mengerti bahwa hidupmu saat ini bersama orang-orang yang kita cinta di sekelilingmu begitu berarti.  Berbagi cinta dan ciptakan cinta.  

Pre Order Buku ini dari tanggal 2-11 Maret 2015, di BukuKita.com atau Grazera.com.
Bagi pembeli Pre Order, anda mendapat potongan harga 20% dan tanda tangan  Adji Silarus.  Selain itu tersedia tiket gratis kelas gratis pelatihan “Sadar Penuh Hadir Utuh” bagi 20 orang yang beruntung.  

24 komentar:

  1. Ini yang disebut cinta yang dalam, ya, Mak :)

    Semoga semakin membaik, Mak. aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insya Allah, Makasih Mak Chi. Semoga kita sellau dikelilingi oleh orang-orang yang saling mencintai :')

      Hapus
  2. Semua akan baik2 saja ... insya Allah karena Mb Ima berjuang sekuat tenaga.

    Suka sama kata2 ini: “Jatuh cinta itu biasa, membangun cinta itu luar biasa.” Di surat undang kami tercantum prinsip ini. Kami tidak ingin jatuh cinta, karena jatuh cinta bisa membuat sakit. Dengan membangun cinta kami akan selalu tegak berdiri. Mewujudkan kasih sayang dan bergandengan tangan. Tanpa takut untuk jatuh dan takut kehilangan.

    Barakallah Mb Ima .. terharu sekali membaca ini. :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makacih Mak, Makasih juga atas kunjungannya.

      Hapus
  3. Teh ima...terharu bgt bacanya :")

    BalasHapus
  4. dahsyat bener!

    resensinya hebat, mewakili isi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, makasih huat analisanya, Rul. Jadi senang :)

      Hapus
  5. Janji Allah bahwa manusia akan diuji dengan sedikit rasa takut dan lapar. Maka berbahagialah dan bersabarlah jika ujian itu telah datang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Luar biasa, yah bersabar itu, proses yang panjaaaaang dan penuh makna.

      Hapus
  6. pengen banget ikutan kelasnya mas Adjie Silarus..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, saya juga pengen ikut latihan kelasnya.

      Hapus
  7. Pasangan itu saling melengkapi dan saling dukung ya mak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kondisi itu keluar begitu aja kayanya karena perasaan cinta itu ;)

      Hapus
    2. Kondisi itu keluar begitu aja kayanya karena perasaan cinta itu ;)

      Hapus
  8. Menarik sekali untuk disimak, sayang banget jika sampai terlewatkan...

    BalasHapus
  9. Cinta yang saling melengkapi...
    Tanpa syarat.....keren Mba Ima ulasannya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Teh Ani... makasiiiiiw. Ima suka banget sama bukunya, menyentuh hati dan merapikan hidup Ima.

      Hapus
    2. Teh Ani... makasiiiiiw. Ima suka banget sama bukunya, menyentuh hati dan merapikan hidup Ima.

      Hapus
  10. Hari ini pre-ordernya terakhir ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah Pa, Tanggal 11 Maret 2015 :) Langsung klik aja linknya.

      Hapus
  11. izin share boleh kag teh?tulisan yang menginspirasi,.suka dengan quote ini ”Tenang, kita pasti bisa melewatinya, ayah hanya sedang di install ulang, Allah sedang menata kita.” love you kang teh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mangga Farah, makasih yah udah suka sama tulisan teh Ima, peluk peluk dari jauh

      Hapus
    2. Mangga Farah, makasih yah udah suka sama tulisan teh Ima, peluk peluk dari jauh

      Hapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv