Hijab dan perempuan muslim itu sudah menjadi satu kesatuan, sebagai komitmen identitas yang diperintahkan Allah SWT. Salah satu bentuk kasih sayang Allah terhadap perempuan muslim, agar lebih terjaga. Syaratnya menutup seluruh tubuh kecuali muka dan tangan (dari pergelangan tangan). 



Saya sendiri mulai menggunakan kerudung (demikian saya biasa menyebutnya untuk istilah hijab) sejak kelas 2 SMP. Saat itu, saya disekolahkan di sekolah Islam yang mewajibkan para murid perempuan menggunakan kerudung saat sekolah. Sekitar tahun 1992, para murid perempuan menggunakan baju seragam sekolah SMP dengan panjang rok selutut, kemeja panjang, berkerudung. Sementara untuk menutupi kaki (betis) dilapis kaos kaki panjangnya sampai lutut.

Memang ini agak janggal, tapi aturan ini berlaku buat sekolah swasta dengan label Islam (bukan pesantren). Kadang diledek oleh sekelompok orang tertentu melihat seragam seperti ini. Tidak seperti sekarang, zaman itu pelajar perempuan yang sekolah negeri tidak boleh menggunakan kerudung. Aturannya memang begitu, kalau keukeuh resikonya dikeluarkan.

Zaman itu tidak ada kerudung-kerudung dengan berbagai motif dan pashmina dengan bahan yang nyaman. Rata-rata kerudung yang kami gunakan keras dan kalau di pakai jadi seperti tudung saji (hahahaaaaa...). Lucu, tapi saya sih cuek-cuek aja. Kecuali kalau ada yang pulang haji, biasanya mereka suka bawa kain kerudung motif buatan Turki dan Cina. Kalau ada label Turki-nya, rasanya percaya diri banget deh pakainya.

Keadaan berubah ketika masuk SMA swasta Islam tahun 1993-an, rok sekolah yang biasanya selutut mulai boleh hingga tumit. Entah boleh entah inisiatif masing-masing siswa. Nah, untuk menutupi bagian tertentu biasanya saya menggunakan jaket, selain jadi rada gaya saya merasa lebih nyaman. Bisa jadi kondisi saat itu, pelajar perempuan yang menggunakan rok hingga setumit merupakan bagian dari masa bodo atas aturan pemerintah yang mengharuskan pelajar perempuan menggunakan rok abu-abu hingga selutut.

Kesulitan menggunakan pakaian yang sesuai aturan Islam tidak hanya ketika sekolah tapi persediaan pakaian di pasar dan toko-toko besar. Saat itu rasanya sulit mencari pakaian untuk perempuan berhijab. Mungkin karena saya masih remaja, jadi saya kurang nyaman dengan model-model baju untuk berhijab. Jadi saya lebih memilih menggunakan celana panjang, t-shirt/kemeja flanel, dipadukan dengan jaket korduroy dan kerudung. Rasanya lebih terasa nyaman, cukup menutup bagian lekuk-lekuk tubuh dan tidak menerawang.

Selama saya nyaman, saya baik-baik saja. Apalagi saya punya banyak kakak jadi stok baju bisa rada beragam karena bisa tukeran baju dengan kakak. Dari kemeja, sepatu, jaket, karena ukuran badan kami yang sama. Buat orang yang tinggal di Bandung, punya jaket, sweater maupun cardigan menjadi keharusan. Karena udaranya yang dingin dan adem. Kalau pagi-pagi berangkat sekolah, kiri kanan jalan masih penuh kabut dan seringkali keluar uap di mulut karena dingin.

Saking sukanya sama jaket, rupanya saya punya beberapa jenis jaket. Dari bahan kaos, sweater, jeans, jaket anti air yang dipakai kalau sedang hujan, sampai jenis baju hangat model cardigan menjadi salah satu pilihan pavorit saya. Selain keliatan lebih simple dan bikin hangat tubuh, pakai jaket itu terasa lebih gaya (kamana atuh gayaaa... hahahaaaaa). Ya, salah satu hikmah tinggal di daerah dingin kaya Bandung, bisa lebih gaya dengan memakai jaket.

Beda keadaan dulu sekitar tahun 1990-an dengan tahun 2010-an. Kalau sekarang, fashion untuk kebutuhan perempuan muslim bagus-bagus. Dari model baju, warna, corak, ukuran, jenis kain, harga baju dari bargol harga Rp. 100.000 sampai jutaan rupiah pun ada, pilihannya banyak sekali. Bahkan, kini desainer pakaian muslim Indonesia sudah ada yang dikenal dunia. Tak terkecuali beragam jenis jaket yang cocok untuk perempuan muslim, berukuran panjang, lebar, bahkan ada yang semi jas dengan dengan ukuran panjang seperti pakaian Eropa. Tak hanya hangat tapi bisa menutup bagian tubuh yang sensitif. Saya pesan hijacket di link ini.



hij.sh/matakubesar

Nah sekarang, cuaca di kota saya tidak se-stabil dulu. Kalau dulu musim hujan dan musim kemarau bergantian selama beberapa bulan. Kalau sekarang, cuaca tidak menentu, sehingga badan jadi lebih sensitif menghadapi cuaca yang mendadak hujan terus menerus lalu besoknya panas terik.

Tak hanya itu, menghadapi kondisi kota yang macet dimana-mana. Kadang saya lebih memilih ojek online untuk pergi kemana-mana. Cukup efektif untuk menghemat waktu dan tidak ribet dengan ngetem dimana-mana. Tapi, dengan menggunakan ojek online, saya jadi mudah masuk angin. (ya, ini pertanda, bahwa badan saya mulai harus lebiiiih dijaga, haha!). Jadi, kemana-mana saya selalu bawa jaket atau setidaknya pashmina untuk menghangatkan bagian leher.

Kebanyakan panjang jaket yang saya punya sampai sebatas pinggul. Kadang-kadang, baju yang saya pakai jadi kurang maching dengan baju saya yang selutut. Saya pun mulai cari-cari Jaket yang cocok buat pengguna hijab, ternyata ada dan model jaket hijacket juga simple.




Saya suka yang simple, karena kegiatan sehari-hari mengharuskan saya bergerak cepat dan efektif. Seperti pagi-pagi mengajak jalan-jalan keluar, pergi ke pasar, mencari bahan alat gambar, melihat aktifitas suami di Masjid dan banyak lagi. Cuaca pagi di daerah saya masih cukup dingin meskipun tidak ada lagi kabut di pagi hari. Tapi karena cuaca yang tidak menentu, saya lebih memilih menggunakan jaket agar tubuh terasa lebih nyaman dan hangat.

Bandung, Desember 2017

@imatakubesar
Gelombang Netizen




Sore itu-11 Desember 2017, beberapa netizen dan wartawan menghadiri undangan dari MPR RI di Aston Tropicana Bandung. Undangan yang hadir sekitar 40 orang. Undangan seperti ini, biasanya tak hanya mengikuti acara, tapi sebagai ajang silaturahmi dan menjalin hubungan yang lebih baik sesama blogger aktif dan penggiat media sosial.

Saya sempat bertanya, kenapa kami penggiat blog di undang ke acara ini. Sepertinya alasannya bisa jadi sesederhana ini, kini blog, web dan media-media sosial, menjadi salah satu alat penting mendapatkan informasi. Mulai dari mencari info sekolah, resep makanan, tempat traveling, tips and trik, kesenian, kesehatan, parenting, biografi, referensi ini itu, dll. Biasanya tulisan-tulisan yang dikemas sangat beragam dan mampu meraih pembacanya sendiri. Pembahsannya beragam, tentang kuliner, jalan-jalan, pendidikan, parenting, agama, kesenian, film, dan banyak lagi.

Perkembangan teknologi sekarang ini, fasilitas aplikasi dan media sosial, menjadi “arena bebas” dalam mengapresiasi situasi lingkungan dan berbagi pandangan. Dari tulisan ini, berseliweran berbagai respons suka dan tidak suka yang cukup masif. Tak jarang, berita-berita itu menjadi viral dan memicu sekelompok orang melakukan langkah-langkah besar, kreatif dan karya-karya yang produktif. Ada pun berita-berita yang menyentuh sensitifitas SARA dapat memicu perkelahian, menjadi besar, meledak bahkan menghancurkan satu sama lain.

Begitulah manusia, ketika berada dalam satu kelompok. Satu dengan yang lain akan saling mempengaruhi, saling menjatuhkan, saling menguatkan. Ibaratnya ketika dalam sekelompok orang ada satu orang teriak, maka akan memancing beberapa orang dalam kerumunan itu ikut berteriak. Begitupun sebaliknya. Sama halnya ketika sekelompok manusia dikumpulkan dan saling berjejaring dalam media sosial. Energi satu orang akan saling mempengaruhi. Diterima atau ditolak. Bergerombol atau menyingkir.

Pergerakan orang-orang yang hadir di arena jejaring internet seperti gelombang. Ada yang terbawa gelombang, ada yang bermain di atas gelombang, ada yang mengikuti gelombang, ada yang menyingkir dari gelombang, ada yang tenggelam. Mau tidak mau, kita berada di tengah-tengah tekhnologi yang menjadikan jiwa dan tubuh kita terlibat di dalamnya. Beragam situasi sangat mungkin, selama kita mau mempelajari ilmunya. 


Kembali ke acara MPR Ngobrol Bareng Netizen Bandung tempo hari. Netizen Bandung mendapat kesempatan baik untuk bincang-bincang seru dengan ketua MPR RI yaitu Zulkifli Nurhasan. Acara yang cukup singkat namun mengikat makna yang menarik. Tentang kebangsaan dan membangun kesadaran kita dalam hidup di tanah Indonesia yang beragam. Perpecahan yang terlihat begitu menyedihkan di media sosial, kemarahan-kemarahan meradang yang pro kontra dan caci maki seperti hamburan petir. Ini mengerikan. (Tarik nafas, keluarkan)


Ngobrol Bareng MPR RI

Di awal acara, kami bersama-sama menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Undangan yang hadir menyanyikan dengan hikmad. Selanjutnya Ketua MPR RI-Zulkifli Hasan- membuka pertanyaan pada semua netizen dan mempersilahkan para undangan bertanya, mengkritik berebagi hal di acara Ngobrol Bareng MPR ini. Ada sekitar 10 pertanyaan dari para netizen dengan pertanyaan-pertanyaan yang berbeda. 


Awalnya para netizen ini agak sungkan, namun akhirnya satu persatu muncul memberikan pertanyaan tentang berbagai permasalahan sosial di Indonesia. Mulai dari kegeraman terhadap kinerja DPR, soal gas LPG 3 kg yang langka, sampah, pajak penulis hingga plagiat dan pembajakan buku, respons pemerintah terhadap hoax, polemik lingkup kota hingga negara, saling hujat antar agama, dll. Sangat menarik.

Setelah menampung semua pertanyaan-pertanyaan itu, Bapak Zulkifli Hasan membahas satu persatu pertanyaan. Beliau menjelaskan peta-peta masalah yang dikaitkan dengan kondisi negara dan sikap MPR pada persoalan ini. MPR melihat beragam masalah yang hadir di masyarakat dan elemen pemerintah yang nakal karena kehilangan karakter diri, etika dan hidup bernegara.


Dari pemaparannya, kami diajak untuk memahami bahwa persoalan-persoalan ini semakin menjamur. Dimana setiap kelompok warga “dibenturkan” dengan persoalan ideologi, suku, bahasa. Kita begitu mudah terpancing masalah. Harus disadari bahwa ada beberapa hal yang membuat negara ini tidak mudah terpecah belah, bahwa warga negara Indonesia harus:

1. Mengerti asal muasalnya

2. Mengerti negerinya

3. Memiliki ilmu

Melihat kondisi negara yang terkoyak dan mudah terpancing kemarahan, ketua MPR mengajak netizen merajut merah putih yang terkoyak. Netizen sebagai alat informasi yang dekat dengan pembacanya, diharapkan tulisan-tulisannya menjadi bagian media kontemplatif memandang kehidupan yang lebih asik dan optimis. Terlebih kita harus lebih hati-hati, selektif dan bersama-sama membuat suasana “komunikasi” di dunia maya lebih jernih di tengah hoax dan ujaran kebencian yang kerap terjadi. Bagaimanpun, Indonesia adalah satu keluarga, sebaiknya kembali berjabat erat lagi untuk Indonesia menguatkan 3 identitas kita:

1. Identitas suku dan latar belakangnya

2. Identitas nasional

3. Identitas sebagai warga dunia


Pemerintah adalah salah satu elemenen penting dalam bernegara, namun bukan berarti semua masalah dilemparkan pada mereka. Pemerintah dan warga negara harus mempunyai apresiasi, kritis, sinergi menyuarakan aspirasi secara positif untuk pertumbuhan negara yang semakin kokoh dan solid.

Bandung, Desember 2017
Imatakubesar

Foto-foto: Imatakubesar


Ada wangi dan rasa di setiap olahan jenis kopi, jenis Robusta pun Arabika. Dalam setiap cangkir, bercampur dengan tawa dan dialog yang tak pernah surut. Menemani pagi atau siang atau sore atau malam sambil kerja atau sekedar berbincang panjang. Ruang-ruang hati dan kehidupan seperti terbuka perlahan. Dari satu ruang ke ruang, dari satu kota ke kota, dari negara ke negara. Denyut musim bertambah riuh, kopi menjadi satu kesatuan hidup dan membudaya. Berputar bersama waktu dan ketukan hidup. 
Untuk Anda yang sering bepergian menggunakan pesawat, pasti sudah tidak asing lagi ketika pramugari mengingatkan agar penutup jendela pesawat dinaikkan ketika pesawat akan mendarat maupun lepas landas. Ternyata, terdapat sejumlah kondisi dan alasan yang memaksa penutup pesawat harus dinaikkan. Terapat aturan tertentu untuk menaikkan penutup jendela pada pesawat yang berkaitan dengan prosedur keselamatan. Bagi yang belum paham alasan di balik semua itu, di bawah ini akan dibahas singkat mengenai prosedur tersebut.

Regulasi
Setiap moda transportasi pasti memiliki peraturan keselamatannya sendiri-sendiri, termasuk dengan pesawat. Salah satu yang berpengaruh besar yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan penumpang dalam penerbangan adalah tentang membuka penutup jendela pesawat. Prosedur ini sudah jelas tertuang dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Federal Aviation Administration (FAA). Hal ini berkaitan dengan antisipasi seandainya terjadi sesuatu yang tidak diinginkan selepas pesawat tinggal landas maupun mendarat. Jadi, jika Anda mendengar instruksi dari pramugari semacam ini, jangan ragu untuk menjalankannya. Lagipula semua itu dilakukan guna kenyamanan sendiri nantinya.




Evakuasi
Dalam peraturan FAA disebutkan bahwa ketika situasi darurat dan dibutuhkan evakuasi, awak kabin hanya memiliki waktu sebanyak maksimal 90 menit untuk mengarahkan semua penumpang keluar dari pesawat. Tentunya dalam situasi yang paling buruk, keadaan di dalam pesawat pasti gelap sehingga jalan cahaya masuk satu-satunya adalah dari jendela yang sudah dibuka penutupnya. Maka dari itulah pentingnya membuka penutup jendela.
Dalam situasi genting semacam ini yang harus diutamakan adalah keselamatan. Jadi setiap penumpang harus mengikuti instruksi dari awak kabin dengan patuh dan tertib. Tinggalkan saja barang bawaan yang akan menghambat proses evakuasi. Bawa saja hal yang penting semacam dokumen yang sudah lebih dulu dimasukkan ke dalam tas kecil.

Peduli Prosedur Keselamatan
Prosedur semacam ini sudah sering disampaikan oleh pramugari maskapai manapun setiap kali hendak lepas landas dan mendarat. Peraturan membuka penutup jendela juga adalah aturan standar yang akan ditemui baik di penerbangan domestik maupun penerbangan mancanegara. Semua penumpang yang ada di dalam pesawat harus mematuhi prosedur semacam ini walaupun kedengarannya sepele.
Posisi duduk di dekat pintu darurat, sering diberikan kepada pria dewasa yang dipandang cukup kuat jika harus membuka pintu darurat dalam keadaan mendesak. Dalam proses evakuasi, semua penumpang harus bisa saling bekerja sama dan tidak malah menyulitkan. Semua tentunya panik, tetapi harus diingat bahwa semua yang ada di dalam pesawat berhak untuk selamat.
Selain agar cahaya bisa masuk, salah satu alasan jendela harus bebas tanpa penghalang saat akan mendarat maupun lepas landas adalah agar kru pesawat bisa memeriksa kondisi di luar pesawat. Jika terlihat aman, maka penumpang bisa segera dievakuasi melalui pintu darurat yang terdekat. Jangan sampai karena jendela tertutup dan situasi di luar tidak terprediksi, maka justru dapat membahayakan penumpang ketika keluar dari pesawat.


Ketika penutup jendela pesawat terbuka, maka kru pesawat bisa melihat situasi di dekat pintu darurat yang akan digunakan sebagai pintu keluar. Jika terdapat percikan api maupun air yang menggenang dan halangan lainnya, maka kru bisa segera mengarahkan penumpang untuk keluar melalui pintu darurat yang lain. Demi keamanan dan keselamatan tersebut, Anda harus selalu mematuhi aturan yang berlaku di dalam penerbangan. Pastikan Anda memahami prosedur keselamatan agar bisa mengambil keputusan yang tepat jika terjadi hal yang di luar harapan.
Pernah tidak kamu merasa, ketika mau menulis di word ataupun buku catatan tiba-tiba semua yang ingin kamu tumpahkan itu tidak ada. Tidak tahu harus mulai dari mana, merasa energinya tidak ada. Tapi, begitu melihat wall facebook dan membaca pertanyaan “What’s your mind?” Tiba-tiba semua perasaan dan pikiran itu keluar. 

Foto: Ima

Wall facebook menjadi semacam ruang kontemplatif.  Lalu setiap kata, kegelisahan dan pemikiran keluar begitu saja. Klak klik klak klik, ada yang berhasil di “rem” untuk tekan tombol “share”, tapi ada juga yang bobol. Seolah wall itu hanya saya yang baca.

Padahal, apa bedanya menulis di media sosial (apalagi dengan setting for public) dengan orang yang bicara di depan mic. Mata akan memandangmu dengan beragam sudut pandang. Tapi perlu diakui, ketika ada yang merespons, itu menjadi ruang dialog sendiri, seolah ada teman yang mengajak bicara, tertawa, berfikir, dan saling support. Anehnya, seringkali komentar, like dan ekspresi emotikon lainnya bisa membuat kita bahagia. Itu buktinya bahwa ada kekuatan dibalik kata dan ikon-ikon lainnya.



Foto: Ima, 2017


Saya jadi kepikiran buat mengumpulkan beberapa status yang pernah saya buat. Ternyata beberapa ada yang menarik tapi banyak juga yang memalukan dan nyebelin, bahkan pernah merasa geuleuh sendiri sama status yang pernah dibuat terus dihapus. Pokokna, ngerakeun lah. Hhahaaa... Ada yang dangkal, ada sok tahu, ada sok paling ngerti, tapi sebenernya ga banget lah.  Terus saya pun segera menghapusnya dan menyesal pernah menulis status yang kadang ga pantes di ungkapkan.  

Duh! Hidup adalah proses pembelajaran bukan? Maaf ya, kalau saya pernah bikin status yang menyakitkan, kadang-kadang terlilit rasa marah dan sok tahu. Tapi terima kasih juga, kalau ada status yang bisa bikin kamu ngerasa semangat lagi.

Kalau yang baru berhasil dikumpulkan, yang bisa bikin saya “sembuh” hati. Karena, ya kebanyakan menulis status itu buat menguatkan diri sendiri bukan bermaksud menyerang siapapun di ruang-ruang pertemanan di dunia maya.

Posting ini dalam rangka kokoreh status dan mendokumentasikannya:

#1

Sebaris doa. Melayang ke langit, menyangkut di atas awan. Berkumpul satu persatu, terikat penuh lalu kembali serupa hujan. Jatuh di atap, jatuh di atas rimbun dedaunan, jatuh di atas sungai, jatuh di atas batu. Mengalir pada tiap sisi terendah. Pertemuan demi pertemuan, membawa dia ngeri, lalu ngerti. Bahwa hidup prihal proses lalu bertumbuh.



#2

Mengepak tumpukan jiwa dan berlapis kisah untuk Langit.



#3

Bermain-main bersama pagi.



2/10/ 2017

Hari ini peserta kelas menulis di lapas anak berkurang. Ada 2 orang akhirnya bebas, pulang. Mestinya saya senang, ya, tentu saja senang. Tapi kedua rasa ini saling tarik enarik, anatra sedih juga senang. Senang mereka bebas, sedih karena... ga tahu kenapa.

Tetaplah berdiri,

Tetaplah tumbuh,

Jadilah terbaik,

Dimanapun kamu berada



27/9/2017

Pagi ini redup. Perempuan-perempuan muda juga paruh baya, melebur diri di trotoar sekolah negeri. Mananti bumi, menanti rindu, menanti harapan.

Perempuan-perempuan dengan sejuta harap dan sabar. Mennati sambil tertawa, bercerita tentang rumah, anak, suami, mengolah masakannya. Segumpal doa perlahan merayap hangatkan mentari yang tengaj istirahat di balik awan tebal. Pagi sendu, meski bunga bermekaran.

Wangi gorengan merayap pada tiap hidup yang kelaparan. Pagi ini tergesa hingga tak sempat sarapan nasi goreng buatannya.

Anak-anak berseragam putih merah pun satu persatu keluar kelas, sebagian berlarian menuju pedagang jalanan, sebagia bermain bola, saling berteriak dan sebagian memainkan dedaunan.

Pagi tetaplah pagi, meski tanpa matahari.



20/9/2017

Fokus dan hargai pada yang kamu miliki sekarang, pelihara, lama-lama rasa syukur itu melampaui apa yang kamu inginkan.



2/9/2017

Idul adha itu semacam proses penyerahan diri sepenuhnya. Percaya, bahwa, laku, hati, peka, sikap, benda, sepenuhnya bergantung pada Pemilik Hidup.

Rasa percaya, keyakinan dan sikap, tidak tiba-tiba hadir, ada proses yang panjang dan terus menerus. Menjadi energi positif atau bahkan sebaliknya.

Saya sendiri masih belajar pada diri dan lingkungan dalam menentukan sikap ikhlas dan tenang. Karena Pemilik Hidup pasti tidak tidur.



29/8/2017

Saya percaya, setiap orang akan menjadi matang karena persoalan yang melewatinya.



5/8/2017

Matahari, sini masuk.

Kita berbincang, tentang teh, kopi, ali agrem juga gorengan.

Sini, masuk. Ada tangisan juga tawa naka di balik pintu. Dia mau menggambar camone yang entah apa itu.

Matahari, sini masuk. Ada musik pagi jua di sini.

Karamlah sedih, menyatu dengan gula dan teh wangi



26/7/2017

Ada yang berperan sebagai mercusuar, ada yang bergerak menyinari ruang-ruang gelap dengan cahaya-cahaya kecil.



12/7/2017

Masa anak-anak gak bakal bisa terulang, kita yang menciptakan ruang emosi: bahagia, sedih, marah, benci, rindu, cinta.

Tumbuhlah jadi jiwa-jiwa bahagia dan tulus.



7/6/2017

Dimanapun ruang hidupmu, hidupkan dengan ribuan doa. Tak ada yang bisa membuat rindu, lelah, sedih menjadi begitu tenang selain doa dan dzikir. Karena, apalagi yang kita cari selain ridho dan pertolongan dari Pemilik Alam Raya ini.



19/5/2017

Redakan diri, redakan hati. Masuklah ke ruang sunyi berbincang pada sang Maha. Lima waktu dalam sehari, satu hari dalam semingg, satu bulan dalam setahun: redakan diri pada waktu-waktu sunyi, mendekap cinta, membasuh luka.



15/5/2017

Hanya, coba lepaskan...

Satu persatu

Kaitkan pada ranting ranting

Tarikan nafas

Wangi ilalang

Semburan cahaya pagi

Lepaskan

Biarkan ia mengalir

Pada setiap jumput tanah, air, darah.



14/5/2017

Letih datang seperti detik

Berlembar cerita yang menyerap

Serupa hujan

Masuk pada tiap pori bumi

Reda

Mereda

Hati berdamai

Dalam secangkir kopi susu



10/5/2017

Manusia pada dasarnya suka tergoda untuk saling menghancurkan, tapi kendali ada pada dirimu dan orang-orang sekeliling yang kerap mengingatkanmu. Keputusan ada di tanganmu.



2/5/2017

Diskusi dengan orang yang tidak fokus pada inti masalah, akan melebar pada dugaan, pkiran-pikiran buruk dan kemarahan yang menyambar kemana-mana. #intropeksi



26/4/2017

Karena hidup, Maha penuh kejutan. Jangan pernah menyesal atas keputusan apapun, selama mau mengubah diri dan berusaha terbaik, maka di dalam setiap kejadian dipersiapkan untuk hari ini.



23/4/2017

Paling indah di Minggu siang itu, karpet wangi matahari, rumah bersih, beres semua terus nyeduh kopi panas dan melahap kue bodo osi kiriman dari Cigondewah.



13/4/2017

Di luar hujan, kepul asap sebatang rokok memenuhi sebagian angkot, lelah. Orang-orang keluar mencari ruang-ruang reda. Atas ketergesaan, degup jantung, saraf-saraf yang menegang. Dalam air mineral, menipis. Asap-asap knalpot beradu dengan cahaya lampukendaraan yang melaju lambat. Jalan-jalan kota gelisah pada ruang gerak yang menyempit. Suara klakson saling menimpal, meski tahu tak ada ruang leluasa untuk bergerak.



6/4/2017

Pagi. Bunyi tongeret. Pohon. Matahari. Segelas kopi.

31/3/2017

Rumahrumahbernyawaberjiwa

Tetaplahmerindudariwaktukewaktu

Tetaplahberjiwadariruangkeruang

Akumenuliskamumelukis

Selamabumibulanmatahariairbergerakberdenyut



21/3/2017

Untuk mendapatkan dan melahirkan cinta dalam diri sendiri itu melewati proses-proses yana mahal. Melepaskan ego dan keangkuhan. Pelepasan ini, mengasah insting terhadap berbagai situasi dan membuat kamu mudah membaca hati di balik penampilan, gesture dan “balutan” di balik tubuh seseorang.

Belajar pada film Beauty and The Beast tentang ketulusan, respek dan cinta.



17/3/2017

Di dalam jeruji, kamu semakin mengenal diri.

Belajar banyak pada mereka, arti hidup yang berarti, rindu dan cinta. Terima kasih untuk kesempatan.



13/3/2017

Di dalam jeruji, bukan berarti hidupmu usai.

Di luar sana, bisa jadi kamu di dalam jeruji.

Kamulah yang membuat jeruji atau kebebasan untuk dirimu sendiri.



28/2/2017

Kopi. Kabut. Air. Kehidupan. Sehat. Bergerak. Bergerak. Bergerak.


Terima kasih, hidup.


Bandung, 6 November 2017
@imatakubesar
Kebutuhan Internet Cepat




PT Cyberindo Aditama (CBN) adalah perusahaan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang bertumbuh dari tahun 1996. Sebagai pionir perusahaan penyedia Internet Provider, CBN mengenalkan bisnis terbarunya dirangkum dalam acara CBN DIGITAL NATION di Paskal Hypersquare Bandung.

Pada hari Sabtu tanggal 28 Oktober 2017, perusahaan ini diresmikan sebagai Digital Service Provider. Pergerakan ini menjadi salah satu bagian penting mendukung produktifitas hidup sosial. Karena CBN menyediakan data hingga 1 Gbps.  Sebagai gambaran, dengan provider 1 Gbps kita bisa membuka 6 layar youtube tanpa buffering dan download data dari 100 MB-2 Giga hanya memakan waktu beberapa detik saja.

Kekebutuhan internet cepat sekarang ini semakin tinggi, mengingat pergerakan dunia yang bergerak saling berkejaran.  Meskipun kebutuhan dan kemampuan masyarakat terhadap percepatan teknologi masih beragam. Tapi dengan pergerakannya, masyarakat mau tidak mau akan belajar dan beradaptasi terus dengan perkembangan teknologi.  Dari urusan streaming, browsing, download, bersoasialisasi, berkomunikasi, branding, berkirim email, menebarkan dan mendapatkan ragam informasi segala bidang hingga terhubung dengan berbagai organisasi hingga pemerintah.    


Menarik sekali melihat dan mengikuti perkembangan fungsi digital saat ini. Teknologi menumbukan orang-orang semakin kreatif dan jeli dalam menciptakan aplikasi digital yang daya guna di masyarakat. 


Orang-orang yang membutuhkan aplikasi tersebut bisa semakin terbantu dalam berkarya, membuat setiap individu lebih produktif membuat konten. Setiap orang bisa menjadi konten creator yang punya ciri khas, atau hanya penikmat konten, bahkan bisa jadi penggagas pergerakan yang memperbaiki kondisi sosial budaya di masyarakat.  Semua unsur ini saling membutuhkan, melengkapi dan memberi manfaat.


Saya dan salah satu peserta lomba cosplay.
Foto: Erry

Teknologi yang bergerak cepat ini selalu dikejar/dipelajari oleh masyarakat, mengingat banyak sekali manfaat dan memudahkan pergerakan. Manfaat dua sisi, baik dari kreator maupun pengguna. Sehingga meluaskan keuntungan finansial, menghemat jarak, memperluas jaringan, memudahkan proses interaksi antara personal dan efektifitas waktu.

Situasi sosial masyarakat kini tak lepas dari kebutuhan internet. Dari kebutuhan rumah tangga, pergaulan sosial, kepentingan bisnis, pergerakan sosial, hingga hiburan buat anak-anak.


Katakanlah ketika para orang-orang mencari konten kesehatan, parenting dan resep-resep makanan selalu dicari di website dan aplikasi khusus. Begitupun dengan remaja yang suka dengan film, buku, games, mencari mata pelajaran dengan mudahnya men-download. Tak ketinggalan anak-anak bisa mudah mempelajari dan mencari film kartun di youtube, games-games di google play. Para pengusaha mengembangkan bisnisnya di jejaring media sosial seperti facebook maupun instagram untuk melakukan penjualan dan transaksi yang dilakukan dengan aplikasi digital.

Tak hanya seputar hiburan, proses-proses pembayaran pun menggunakan fasilitas digital.  Cara ini lebih memudahkan pergerakan masyarakat, seperti pembayaran BPJS, listrik, jual beli online, transportasi online hingga pendaftaran online antri di rumah sakit. Proses-proses ini dapat meringkas waktu dan tenaga.  Dengan adanya alat berupa laptop, smartphone dan didukung dengan data yang cukup, kegiatan ini menjadi lebih mudah. 

Jadi tak hanya pengguna, justru pembuat konten mempunyai peran penting dalam dunia digital.  


Kota besar seperti Bandung, Jakarta, Surabaya dan Malang mencanangkan diri sebagai smart city.  Maka sudah seharusnya langkah ini didukung oleh infrastruktur internet service provider yang memadai.  Besarnya layanan internet yang besar tentu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam mengoperasikan aplikasi dan website dengan cepat.  Pemasangan provider di berbagai fasilitas umum, bisa menjadi alternatif fasilitas internet yang dimanfaatkan oleh publik untuk memudahkan pergerakan sosial. 

Dengan adanya fasilitas infrastruktur dan teknologi komunikasi yang memadai, pemerintah dan masyarakat bisa saling mengontrol, berinteraksi, cepat tanggap dalam menghadapi berbagai persoalan dan kondisi sosial.  Percepatan dan produktifitas masyarakat ini sudah seharusnya ditopang oleh percepatan internet yang baik.   

Sangat mungkin pada suatu hari, tak ada lagi ruang kerja dan ruang interaksi yang terbatas. Sekarang pun sudah mulai menuju ke sana.  Seperti halnya orang-orang yang kerap bermain games online, dia bisa bermain game terhubung dengan orang-orang yang tidak dikenalnya, bisa antar kota bahkan negara.

Tak hanya itu, sebuah aplikasi chatting seperti WhatsApp, bisa membuat beberapa pihak bisa berkomunikasi dengan lancar untuk membuat sebuah event dari konsep hingga bentuk jadi. Paling hanya satu kali pertemuan lalu bertemu lagi di satu event yang sama. Interaksi selama menjelang berlangsung, dilakukan lewat alat komunikasi seperti WA, line, messengger, e-mail sambil melakukan aktifitas-aktifitas yang lain. Semua terhubung oleh internet.

Bahkan untuk membangun komunitas di dunia digital kini bertebaran seperti jamur.  Semua orang terhubung satu sama lain untuk membangun komunikasi produktif hingga saling meningkatkan keahlian dalam bidang yang diminatinya.   Setiap orang dengan profesi dan kehidupan masing-masing bisa saling terhubung di dalam satu aplikasi media sosial karena mempunyai kegemaran yang sama, seperti di dunia literasi digital yaitu komunitas blogger.



Ramainya Apresiasi CBN Digital Nation

Saya berangkat dari rumah pakai aplikasi Grab karena dapet diskon khusus untuk perjalanan ke acara CBN Digital Nation untuk 1000 penumpang pertama. Hari itu di Paskal 23 Bandung ramai oleh beragam orang. Dari bloggers, pelaku games, instagramers, pecinta cosplay, dimana mereka adalah orang-orang yang berkegiatan dan kreatifitasnya banyak menggunakan internet sebagai ruang mengolah diri dan berkaryanya. 



Karena acara Digital Nation, meskipun saya bukan generasi muda tapi saya perlu tahu perkembangan digital yang bergerak seperti musim.  Ternyata di acara itu saya pun bertemu dengan blogger-blogger keren.  Ada Mba Wawa, Bunda Intan, Erry, Kang Iden, Kang Ali, Kang Ade Truna, Euis, Mba Suci, Rani, Noniq, Teh Yuli, Mba Zata, Mba Alaika, Teh Nia, Dedew, Jang Ipan, dan banyak lagi blogger berhamburan ke acara ini.  

Selalu asik kalau bertemu dengan mereka meski ngobrol-ngobrol sebentar, karena saya selalu dapat ‘bahan bakar’ semangat dan pengetahuan baru. 


Seperti yang disebarkan di media sosial, acara CBN Digital Nation ada beragam lomba. Dari lomba live twit, postingan IG Quiz, FB Quiz, doorprize, kontes cosplay dan postingan Blog. Untuk quiz di media sosial diumumkan malam itu juga sementara untuk lomba blog berlangsung cukup lama sampai tanggal 28 November 2017 (1 bulan waktunya). 


Selain ingin ikut beberapa kontes, tentu ingin mengetahui seluk beluk CBN sebagai Digital Service Provider.  Kalau sudah tahu dan cocok dengan fasilitas yang dimiliki CBN, tentu bisa jadi bahan pertimbangan untuk menyediakan fasilitas ini di lingkungan rumah agar kami semakin produktif dan lebih aktif melahirkan karya.

Pagi Itu

Meja tamu ada 2 buah, satu meja untuk pengunjung para gamers dan satu meja untuk media dan bloggers.  Begitu mengisi buku tamu, saya diminta untuk download di smartphone android yaitu Dens.Tv.  Dari situ saya jadi tahu, dengan aplikasi ini saya bisa nonton chanel televisi kesayangan.  Wuih, keren!.  Kepikiran ya orang membuat aplikasi seperti itu.  Nah, kalau kamu mau mencoba download, ini linknya

Sementara di meja tamu para gamers, lebih banyak pengunjungnya, antri hingga mengular.  Antusias mereka sangat tinggi, sampai-sampai sebelum gedung Paskal 23 belum dibuka mereka sudah datang.  



Upaya pengunjung ke acara ini memang sesuai dengan harapan, karena di tempat berlangsungnya diisi dengan pameran beragam hardware, aplikasi online seperti CNB, MMP Media Solution, Lenovo, JD.ID, JBL, Galax, Digital Alliance-Paint, Colorfull, Cooler Master, TT Esport, MSI, Logitech, LG, DX Racers, dan Seagate. Selain itu ada pula acara NVIDIA Games Event; DOTA2 & CSGO Final Competition, Meet and Greet eSport & Cosplayer Idol NIX1A dan NXA Ladies, EVOS, NXL, Clarissa Punipun, lelang produk, hiburan musisi lokal KataKita Band, digital competitions, serta doorprize dengan total hadiah ratusan juta rupiah.



Peresmian CBN Digital Nation

Pembukaan acara di ruang utama Paskal 23 riuh oleh suara jimbe dan tarian Sunda. Langit-langit dengan artistik dedaunan berwarna coklat, menggema dan menambah hangat suasana pagi itu. Tarian yang gagah juga cantik berpadu dalam tubuh seniman tersebut. Sangat indah.




“Kampanye CBN Digital Nation merupakan salah satu program kami untuk menyiapkan masyarakat untuk lebih digital. Kami harap ke depannya bisa menggelar CBN Nation di pelbagai kota lain di Indonesia untuk memberikan digital user experience yang menyenangkan bagi masyarakat,” Menurut Dani Sumarsono, President Director CBN.



Kemudian Bapak Dani Sumarsono sebagai Presiden Direktur CBNmenjelaskan secara runut sejarah CBN dari bisnis jaringan, provider hingga pembuat konten.  Perubahan ini diikuti dengan adanya kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi terhadap konten dan internet cepat. 

Pada mulanya Bapak Walikota Bandung Ridwan Kamil bisa hadir untuk meresmikan dan ikut mengapresiasi acara CBN Digital Nation.  Tapi karena harus datang ke Surabaya, peresmian acara ini digantikan oleh Bapak Mulyana Kepala Infrastruktur TIK.  

“Bapak Walikota Bandung sangat apresiatif atas langkah yang dilakukan oleh CBN yang bisa mendukung proses kota bandung sebagai smart city, sehingga memudahkan komunikasi dan meningkatkan ekonomi kota.” Sambut Bapak Mulyana dengan ramah dan gembira.

Cukup menarik perhatian ketika CBN Digital Nation diresmikan di Kota Bandung. Rupanya pemilihan Kota Bandung sebagai tempat peresmian, mengingat kota ini sudah dicanangkan sebagai smart city. Oleh karenanya untuk menjadi smart city tentunya fasilitas provider, aplikasi yang mendukung harus ada dan mudah digunakan oleh masyarakat. Meskipun dalam prosesnya, penyediaan fasilitas tersebut butuh banyak penyesuaian, proses edukasi penggunaan agar akrab di masyarakat.

Acara ini dilanjut dengan beragam acara di masing-masing booth. Pengunjung yang datang bisa mengunjungi masing-masing booth untuk meminta cap. Dan di booth itu setiap pengunjung harus buka aplikasi maupun like page mereka di media sosial. Secara tidak langsung, para pengunjung jadi mengenal dan mengapresiasi satu persatu hardware maupun fungsi aplikasi yang di pamerkan. Tak hanya itu, setelah berhasil dapat cap, pengunjung dapat merchandise yang unik.

Sekitar jam 14.00 WIB, ada doorprize buat pengunjung yang menulis daftar tamu dan memasukan kartu nama.  Ada beberapa teman media dan blogger yang mendapatkan kesempatan mendapat voucher belanja sebesar Rp. 500.000.  Teman-teman blogger yang beruntung itu ada Teh Euis, Kang Iden dan Kang Hilman yang bisa dibelanjakan produk di JD.ID.



Di sekitar acara, ada sekelompok orang yang memakai cosplay (costum-play).  Mereka memakai kostum tokoh-tokoh anime, manga, dongeng, permainan video yang unik.  Buat saya ini hal yang baru, karena saya zamannya penyuka Doraemon, Conan, Topeng Kaca dan Candy-Candy.  

Tentu, setiap masa remaja punya tokoh andalan sendiri sesuai zaman.  Jadi saya sangat asing dengan cosplay yang mereka pakai saat itu, tapi saya lihat dari sisi upaya mereka membuat cosplay.  Dari kostum yang dibuat dengan detil dan digarap serius, make up yang detil dan unik hingga gesture tokoh si pengguna cosplay pun gayanya kartun pisan.  Sangat menarik.  

Tentu, setiap remaja punya tokoh andalannya sendiri sesuai zaman tentunya. Jadi saya sangat asing dengan cosplay yang mereka pakai, tapi saya lihat dari sisi upaya mereka membuat cosplay sampai make up dan gesture tokoh si pengguna cosplay pun gayanya kartun pisan. Kostum maupun make upn-nya detil sekali dan sangat menarik.

Perkembangan zaman terjadi karena proses pergerakan ilmu pengetahuan, informasi dan komunikasi bergerak cepat. Tentu didukung oleh infrastruktur dan pemerintah yang berfikir maju. Sehingga sekarang beragam hal begitu mudah diketahui, banyak inspirasi yang bertebaran membuat setiap orang dapat mengasah diri dan berkarya sesuai bidang yang ingin didalaminya. 




Suatu hari.  Foto: Ima

Sunyi sore itu, dingin melekat, membalut ruang. Di lantai tujuh, di balik jendela, di balik tirai, beriringan bersama denyut mesin jantung, hujan runtuh menuju bumi. Hingga asap yang menggumpal membungkus setiap denyut kota menyesakkan kota, hilang, lenyap. Hujan seperti tirai, menutup setiap bentuk. Berbuih awan gelap, pecah cahaya petir. Beraduan, menyebar ia ke segala arah.

Percikan air hujan menyusur kaca bening, merambat pelan, menyatu dengan diam dan ketakutan. Tapi tubuh, tetaplah berdiri. Seperti seekor kupu-kupu yang menghinggapkan kakinya di balik jendela ruangan ini. Tertidur dia. Menyesap pewangi ruangan, ketukan hujan dan suara AC.

Perempuan muda dengan segelas kopi di genggaman, memainkan pikiran pada setiap sudut di masa lalu. Tentang rindu dan tawa di suatu pagi, di suatu petang, di suatu malam. Bergelut dengan rindu, bergelut dengan tawa sahabat, menangkap setiap mimpi yang tidak juga reda dan pertanyaan-pertanyaan yang melayang ke udara.

Matahari belum juga tampak, tirai pembatas ruang bergerak-gerak, angin masuk lewat pintu terbuka. Pegawai kebersihan rumah sakit masuk, lalu menjalankan tugasnya. Memainkan tangkai sapu, tangkai besi pel yang tampak berat, membersihkan bawah ranjang yang agak berdebu, ujung kursi tiap sudut ruang. Wangi cemara menyeruak dari kain pel basah yang bersentuhan dengan lantai putih gading, melebur pekat dengan wangi obat-obatan. Ada senyum dibalik wajah lugunya.

Bunyi roda makanan berbaur dengan deru hujan, ruang-ruang hening, sesekali suara dering telepon dan langkah kaki dari sepatu keteplek petugas kesehatan. Kupu-kupu pun terbangun, dia kembali terbang menuju langit-langit dan hinggap di tirai berwarna abu-abu.

Dibalik jendela, hujan reda. Ada sinar matahari yang melimpah, serupa warna orson di hari raya. Di jalanan, orang-orang berhamburan keluar, berjalan di trotoar, berebut angkot, berebut bis, motor-motor saling menyusup diantara mobil-mobil yang merayap pelan. Di lampu merah, anak-anak sambil bermain-main dengan air yang menggenang, mereka mengelap kaca-kaca mobil berharap upah.

Di lantai tujuh, semua bergerak serupa titik-titik. Ruang-ruang rindu berkejaran, melahap waktu, menggilas kesombongan. Mata hanya mampu melihat, berkata dalam hati, mengunyah kuat-kuat setiap keluh.

Dimana mimpi, dimana hati, dimana jiwa. Sementara langkah kita terhenti, segala hidup terlepas, terseret ombak, diterkam angin. Tak ada lagi jalan yang tampak, hanya hamparan tanah yang kosong, sisa hujan dan pohon-pohon rubuh.

Wangi kopi membangunkan perempuan, menyimpan semua lalu pada waktu, membuka diri pada hari ini, mencecap cemas . Beradu rasa, hadir menggengam diri pada hari ini, detik ini, pada nafas yang mengisi setiap paru-paru, mendenyutkan nadi, menggerakan desir darah pada tiap sel.

Masa lalu serupa rindu, tapi hari ini serupa perputaran pohon yang terus tumbuh, berdaun, berbunga, berbuah, kering, berjatuhan, bertumbuhan lagi, rimbun dan semakin subur. Mungkin hari ini, pepohonan bertumbangan, tapi tidak esok hari.


Bandung, 2 November 2017
@imatakubesar
Saya dan suami senang mengeksplore tempat-tempat baru sambil jalan kaki, naik angkot atau bermotor.  Kami bisa menikmati pepohonan, matahati terbit, berkunjung ke beberapa tempat bersejarah.  Tak hanya jalan-jalan saja, tapi kesukaan kami membuka berbagai macam informasi tempat makan yang khas dan menarik dicoba.  Entah itu atas rekomendasi teman, tak sengaja kami temukan di perjalanan, dan beberapa informasi di media online.    


Beberapa tahun lalu, sambil suami ngajar di beberapa universitas, kami bersama-sama kelola rumah desain dan printing di sudut rumah.  Pekerjaan ini seringkali memaksa kami terjaga sampai larut malam.  Kadang saat malam hari, badan kami jadi cepat lelah dan butuh menyegarkan semangat.  Kami berdua pun pergi keluar lalu makan di warung mie rebus, restoran fast food atau sekedar makan bubur kacang dan teh hangat.
Ambil waktu rehat sejenak sambil makan di luar, seperti memberi jarak dan menyarik oksigen yang kami hirup.  Di tengah seperti itu, seringkali mengalir perbicangan yang asik, seolah ‘mengisi baterai’ yang mulai menipis.  Obrolan seperti setengah brainstorming tentang berbagai situasi yang melahirkan ide dan langkah-langkah yang paling mungkin bisa dilakukan.  Bisa jadi kondisi ini membuat hormon serotonin meningkat, gairah kembali tinggi dan muncul rasa bahagia sehingga memancing ide-ide segar.  
Tak hanya itu, cukup sering kami intuitif melakukan pergi keluar rumah selepas shalat subuh.  Berkeliling Bandung dari mulai jalan Setiabudhi, Siliwangi, Dago, Merdeka, Wastukencana, Cihampelas, Cipaganti lalu kembali ke Setiabudhi.  Menikmati beberapa jalan sepi yang sepi, masih berkabut, lampu-lampu kota yang redup, udara segar, lalu singgah sebentar untuk melahap pisang goreng hangat dan segelas teh tarik di seputaran Dipati Ukur, lalu pulang, kembali ke rumah dan menjalani segala rutinitas.
Buat kami, keliling-keliling dan menikmati alam dan makan membuat tubuh, otak, hati terasa lebih tenang, ringan dan siap menghadapi hari.  
Keadaan berganti ketika suami sakit.  Aktifitas ini berganti jadi proses rutin pulang pergi rawat inap maupun rawat jalan ke Rumah Sakit.  Situasi ini “memaksa” kami lepas dari kebiasaan kami yang suka jalan-jalan, mengekplore tempat dan melakukan kuliner.  Kondisi sakitnya ini istimewa, sehingga saya selalu merasa “dituntut” kreatif mencari kegiatan buat suami agar hatinya tetap optimis dan semangat berkarya meski geraknya terbatas.   


Ketika harus berhadapan dengan prosedur rumah sakit dan berbagai situasi yang membuat jantung berdegup kencang.  Kadang saya selalu merasa perlu untuk meredakan situasi dengan melahap makanan maupun minuman yang agak spesial.  Oleh karena itu, saya seringkali mengenali tiap sudut ruang di rumah sakit dan sekitar rumah sakit.  Selain mengenali setiap ruang-ruang fasilitas kesehatan, biasanya saya suka menghibur diri dengan mencari kantin mapun food corner dengan menu makanan yang enak namun hemat di kantong.  Apalagi keadaan keuangan yang tidak stabil, saya rasa kita perlu cermat berhemat memilih menu dan harganya.    
Di zaman fasilitas informasi yang serba mudah di dapat, saya suka memanfaatkan media online untuk cari voucher diskon restoran.  Sesekali boleh dong jalan ke tempat makan yang nyaman, menikmati makanan lezat, bersih dan mendapat pelayanan yang baik.   Sayangnya, makan di restoran kadang-kadang harganya kurang bersahabat.  Tapi menariknya kalau suami saya ajak keluar lalu kuliner, seringkali dia terlihat segar dan senang.
Saking seringnya saya berurusan dengan rumah sakit, saya selalu membuat variasi kegiatan agar suasana tetap beragam rasa.  Kalau yang pernah mengalami situasi seperti saya, berhubungan dengan rumah sakit itu cape luar dalam. Tak hanya menguras tenaga namun mental. Pikiran bercabang-cabang dan memelihara hati agar tetap stabil.
Tapi saya selalu bertekad, saya tidak mau cape luar dalam, saya mau menikmati berbagai situasi.  Kalaupun mulai bosan, otak saya selalu berusaha mencari kegiatan yang bisa membuat proses-proses itu terasa ringan.  
Smartphone bisa jadi teman saya pergi kemana-mana.  Jadi kalau seharian pergi ke rumah sakit, diupayakan batrei smartphone terisi penuh.  Banyak manfaatnya, seperti menulis di aplikasi word, motret-motret, nonton, mencari berbagai informasi job, lomba menulis, ngobrol dengan teman-teman di aplikasi chat dan mencari informasi makanan-makanan yang sedang diminati.  
Sambil antri sana sini, saya suka senang melihat-lihat foto makanan, interior rumah, foto-foto alam, mencari restoran terdekat dan voucher diskon di mesin pencari.  Biasanya, voucher diskon makanan dan minum bisa sampai 30%-40% di berbagai restoran.  Melalui internet, kita pun bisa melihat-lihat menu beserta harganya.  
Mungkin, saya dan suami tidak lagi melakukan eksplor berbagai tempat.  Tapi situasi ini membuat kami menikmati setiap momen, salah satunya kuliner seputar restoran dekat rumah sakit dengan memanfaatkan voucher diskon.  

Foto-foto: Ima


Bandung, 21 Oktober 2017

@imatakubesar
Di ujung barat, semburat orange berselancar menembus sela-sela awan abu. Kawasan Dago, langit cukup tentram setelah beberapa hari yang lalu hujan mengguyur deras. Undangan datang dengan mendominasi baju hitam menuju Kapulaga Bistro di seputar Dago. 




Di ruang belakang Kapulaga Bistro, terhampar rumput, ruang temu, alunan musik, wangi masakan dan perbincangan seputar medali Starwars diantara masing-masing penyukanya. Beberapa pohon menampakan diri serupa daun-daun rindang pun bunga-bunga yang bermekaran. Ada rasa yang meruang, dalam setiap nafas dan tawa riang. Genggam hangat dan peluk satu sama lain, memberi ruang-ruang hidup diantara semua. 





Di tengah ramah tamah, tawa riang, di panggung musik mengalun melengkapi suasana sore. Beberapa komunitas hadir, tentu saja Komunitas Starwars Bandung dan beberapa influencer seperti Komunitas Emak Blogger, Blogger Bandung dan member Alfamart. 





Di sore yang lembut, beberapa undangan memainkan handphone, kamera DLSR, kamera poketnya mengarah pada koleksi Medali Starwars yang dikeluarkan oleh Alfamart. Tersusun apik dan indah 35 desain dengan beragam karakter Starwars. Starwars merupakan film fiksi ilmiah yang dirilis sejak tahun 1977 dalam berbagai produksi, film, buku, games,s erial televisi dan berbagai produk lainnya. 




Diantara koleksi itu, ada 3 desain yang masing-masing tinggal 1 medali di seluruh dunia. Dan itu ada di Kota Bandung Indonesia. Tak heran, di hari spesial ini Alfamart akan menggelar lelang medali tersebut. Antusias komunitas terlihat tinggi.

Acara dibuka dengan santai dan hangat oleh MC, menghantarkan seorang perempuan dengan baju adat. Perempuan seniman tari Teh Aci dari Komunitas Dancer Alfamart menari Jaipongan Waledag dengan berenergi. Pembukaan acara yang unik untuk acara Starwars Medallion launching.

Menurut Mba Rani Wijaya (Marketing Communication Alfamart), pihak Alfamart memasarkan produk Medallion Starwars karena tingkat reaksi masyarakat terhadap Starwars sangat tinggi. Beberapa event muncul karena kecintaan mereka pada film ini. Alfamart ikut mengapresiasi energi ruang-ruang ramai ini. 




Di acara peluncuran medali terbaru yang akan dipasarkan sampai 31 Desember ini menjadi magnet para pecinta Starwars datang dari belahan kota. Diantaranya dari Surabaya, Jakarta dan Bogor. Tak hanya itu, mereka pun ikut menjadi peserta lelang. Dari 3 medali yang masing-maisng tinggal satu ini, menarik banyak minat. Awal ditawarkan harganya Rp 500.000, kemudian dinaikan Rp 250.000 dari harga asal, beberapa orang pun gugur hingga bertahan di angka Rp 1.500.000 di satu desain dan satu desain lainnya bertahan di angka Rp 1.750.000.

Menurut pihak Alfamart, segmen pembeli di sana kebanyakan para Ibu muda. Namun tak dipungkiri yang menyukai medali ini banyak juga, dari anak-anak hingga dewasa. Mengingat Film Starwars merupakan film tahun 1977 hingga kini masih di produksi dengan berbagai perkembangan. Tak hanya menarik memori masa kecil, namun memelihara rasa suka.

Alfamart menjadi salah satu tempat belanja yang mudah, nyaman dan praktis. Medali Starwar yang unik ini bisa kamu dapatkan di sana dengan harga Rp 15.000 berisi 3 medali. 2 berisi desain karakter Starwars dan 1 medali Alfamart berisi hadiah-hadiah berupa makanan, setrika, ricecooker hingga mobil. Jadi, jangan ketinggalan, ya.


Foto-foto: Ima

Bandung, 20 November 2017

@imatakubesar
4

Waktu menunjukkan pukul 02.35 wib. Deru mesin bis meninggalkan letih juga kantuk. Lampu-lampu redup di perempatan jalan sunyi dan menyisakan sampah. Beberapa menumpuk, tertidur. Di pinggir jalan beberapa laki-laki saling berteriak dan tertawa. Sementara itu wajah-wajah letih meski tidak jiwanya, turun di atas bis menggerakan kaki menuju mobil bercat hijau, pulang. Beberapa membawa tas berukuran besar, beberapa yang lain tas selempang. Di ujung malam, terjaga, saling menjaga, memelihara kewarasan. Pulang pada rindu, pulang pada pelukan, pulang pada tawa riang.

Foto: Ima.  2017


1

Perjalanan 2,5 jam tidak terasa. Di luar, langit lebih kelam dari biasanya, nyaris hujan tapi tidak. Awan menaburkan petir sesekali, beberapa kelelawar menyembunyikan diri di bawah dedaunan rindang. Sebuah bis dengan beberapa lampu menyala, menjadi satu-satunya cahaya yang bergerak kencang. Sementara lampu-lampu rumah menjadi tanda pemiliknya tengah terlelap di balik selimut, diatas karpet atau di ujung ruang tamu meredakan lelah.

Kursi kecil, ujung lutut menempel pada jok kursi depan. Suara dengkur di tiap kursi, ada yang lembut ada yang keras. Ku coba menutupkan mata, melemaskan bahu juga syaraf-syaraf kepala. Desir musik tahun 90-an membawa ingatan, memelihara jiwa yang sama. Wangi mesin bis, wangi debu dan wangi matahari yang menempel di setiap bahu. Semangat yang sama di usia 20-an dan kini menuju 40 meski visi berbeda. Hati tidak selembek dulu, kini belasan luka, mata-mata tajam, mulut-mulut berbisa tak lagi membuat air mata tumpah, bahkan tak lagi membuat jatuh tersungkur.

Air botol mineral dan kripik rasa rumput laut, membawa dua perempuan berbincang tentang hidup. Jarum kompas membawa kami menuju beragam ruang, beragam kepentingan, beragam warna. Ada keriput di sudut matanya, ada luka di senyum kecilnya. Memahami, menganalisa, menuliskan pada setiap kata, melebur, menyatu. Setiap huruf, setiap jari, setiap deru nafas, setiap jiwa menjadi ruang-ruang hidup. Tulang rusuk menjadi fondasi, lupa merawat kulit, tak lagi akrab dengan lulur.

Tapi. Hidup haruslah terus berjalan. Menghidupkan hidup, meluaskan raga, meleburkan rasa.

Segala hal telah dipertaruhkan, tak perlu lagi ada keluh apalagi mundur, karena waktu tetaplah maju, entah sampai kapan.



2

Di balik jendela, gelap. Hanya bayangan penumpang yang tengah meredakan diri. Sesekali matanya gusar. Tak ada yang diingat dari raut wajahnya selain tangannya yang melindungi jantung dari AC yang berhembus kencang.

Ah, aku lupa bawa earphone mendengarkan dentingan gitar dan membuat suasana tengah malam di dalam bis tidak begitu menggemuruh. Perempuan dengan sejuta pikiran, nyenyak. Mungkin juga tak sepenuhnya nyenyak.



3

Usia. Pernikahan. Beranak pinak. Bekerja. Pertaruhan. Perputaran waktu. Membawa kita pada beragam warna. Seperti pohon yang bertumbuh, seperti perahu yang berlayar ke tengah lautan, seperti bunga-bunya yang tumbuh bermekaran lalu mati lalu kembali tumbuh.

Ada ruang-ruang sunyi, berisik yang tak juga henti, ombak yang membawa kita pada setiap dermaga, memabukan juga membuat tenggelam. Seperti juga musik hidup dengan denting yang mengalun hingga hentakan tinggi, bermain dengan ketukan, meredakan, bahkan seperti refrain, mengulang-ulang teks. Lalu, kita pun, tertawa. Menertawakan diri yang bodoh, menertawakan ketakutan, menertawakan keberdayaan yang sering tidak kita sadari.

Hah! Selamat datang waktu yang menua, tapi tidak jiwa kita. Selamat datang hati yang cepat berdebar tapi semakin peka. Selamat datang rasa tenang ditengah ombak yang berdebur-debur. Kalau lelah, tidurlah.


Bandung, 19 Oktober 2017
@imakubesar