Hotel Rasa Galeri di De Braga By Artotel Bandung

Menikmati Kecantikan Wajah Baru Sarinah 



Kalau jalan-jalan ke Jalan Braga, sudut yang paling saya ingat adalah gedung Sarinah. Saat itu gedung ini masih berupa pertokoan barang-barang lokal, kaya seni dengan polesan modern. Lama terbengkalai, bahkan sempat banyak ilalang di dalamnya, kini gedung ini pun telah berubah rupa menjadi De Braga By Artotel. Lebih cantik dan mencuri banyak mata. 




Braga tahun 1970-1980-an merupakan pusat pertokoan yang bergengsi. Meskipun tahun 2000-an bukan pertokoan yang jadi incaran masyarakat, Braga mempunyai nilai romatisme yang tinggi. Saking menariknya lokasi ini, sekitar tahun 2004-2005 selalu diadakan Braga Art Festival di setiap akhir tahun.

Saya ingat betul karena di tengah jalan gedung Sarinah ini, saya pernah performing art diajak teman mahasiswa Seni Rupa ITB sekitar tahun 2005 dalam rangka meramaikan Braga Festival. Acaranya di sepanjang Jalan Braga, sehingga akses kendaraan bermotor kesana ditutup.



De Braga By Artotel

Meskipun hotel ini namanya De Braga By Artotel, bangunan asli dan nama Sarinah di muka gedung tersebut tetap dipelihara. Seperti yang kita tahu, nama Sarinah ini dicanangkan oleh Soekarno. Font nama untuk branding nama Sarinah ini merupakan tulisan tangan presiden kita yang pertama. Langkah ini dilakukan karena bangunan Sarinah merupakan cagar budaya, dulu bekas toko busana ternama Onderling Belang zaman kolonial. 




Kini meskipun Gedung Sarinah ini menjadi 14 lantai terdiri dari 112 kamar, perpaduan arsitektur modern dua zaman ini menjadi daya pikat yang unik. Di bagian lobi hotel De Braga akan kita dapati baju batik, aksesoris, camilan khas lokal yang diminati oleh para pelancong mancanegara. Sudut ini merupakan toko Sarinah, De Braga tetap menyediakan ruang khusus Sarinah sebagai bentuk apresiasi. 



Menginap di hotel ini menarik juga, dengan bintang 5 kita bisa menikmati banyak destinasi wisata yang lagi happening di Bandung. Tak hanya itu, banyak lokasi kuliner yang bisa dijajaki di seputaran Jalan Braga, Jalan Asia Afrika, Balai Kota, Jalan Merdeka bahkan lokasi yang cukup dekat ke Pasar Baru dan Stasiun Kereta Bandung.

Hotel ini seperti identitas Kota Bandung itu sendiri, sebagai kota seni dan kota pepohonan. Hotel De Braga By Artotel memiliki konsep yang sama. Yaitu botanical and art. 


Rasa yang sama ketika melihat dari muka, tapi begitu masuk kita akan menikmati suasana hotel dengan rasa galeri. Kiri kanan mural, instalasi, lukisan, art photografi dan hampir tiap ruang direspons dengan karya seni kontemporer yang keren. 






Hotel yang dirancang serius yang mengedepankan pendekatan seni dan ramah lingkungan. Kesan yang didapat tidak secara visual bangunan saja, tapi semua yang bekerja di hotel menggunakan seragam yang casual, dinamis dan berkesan relax.


Di lantai 3 kita akan mendapati ruang restoran dengan polesan cita rasa seni yang hangat dan menceriakan. Warna kursi biru toska dan orange. Dinding pun dipoles dengan mural yang unik. Tadinya saya fikir mural yang di dinding ini wall paper, ternyata dibuat manual oleh seniman dengan hasil kurasi yang matang. Hasilnya keren, saya jadi khawatir kalau-kalau ada anak-anak yang iseng coret-coret dindingnya. Karena mural di setiap dindingnya punya nilai seni yang tinggi. Seniman yang terlibat membuat mural di setiap kamar De Braga By Artotel diantaranya: Argya Dyaksa, Erwin Windu Pranata, Riandy Karuniawan, Radhinal Indra, Elfandiary, dan Agugn. Semua karya itu melewati kurasi terlebih dulu. 





Rupanya, mural ini tidak hanya di dinding restoran De Braga saja. Di setiap kamar terdapat mural dengan desain yang berbeda-beda. Saya sulit membayangkan, bagaimana para seniman ini membuat 112 karya berbeda-beda di masing-masing kamar dengan kurasi dan cita rasa yang bisa diterima oleh orang-orang yang menginapnya.



Waw! Setiap penginap dia tidak hanya menikmati kenyamanan beristirahat. Tapi bisa menikmati karya seni di dalam dan keindahan pemandangan bangunan kota dengan arsitektur zaman kolonial. Pandangan dan hati kita akan dipikat oleh berbagai unsur. Di dalam kamar dan di luar jendela.




Hotel Kontemplatif Untuk Berkarya

Mendengar kata Braga semua ingatan dibawa ke suasana yang klasik. Cukup jalan kaki di trotoar, kiri kanan dimanjakan dengan suasana unik. Jalanan utama tidak terlalu padat, ada wangi-wangi roti yang menyeruak di beberapa sudut jalan, kiri kanan bangunan khas kolonial.

Seorang sejarahwan pernah bilang,”Di Bandung ini ada banyak sekali peninggalan sejarah zaman kolonial, Kota Bandung itu serupa galeri besar. Banyak cerita ditiap sudutnya.”

Seperti di seputaran Braga saja, kita akan dapati Gedung Majestic yang merupakan tempat pertunjukan pada zamannya. Jalan sedikit ke arah utara, ada Toko Roti Sumber Hidangan, Cafe peninggalan Belanda, Gedung Gas, Braga City Walk. Jalan ke arah timur De Braga Artotel, ada Jalan Asia Afrika terdapat Gedung Asia Afrika atau Gedung Merdeka, Masjid Agung, museum penjara Soekarno dan Cikapundung tempat kuliner dan pelapak buku-buku bekas. 





Dengan suasana seperti itu, boleh ya saya mengatakan bahwa lokasi hotel ini cocok untuk berkarya. Entah untuk mencari inspirasi dalam berkarya, apapun itu bentuknya. Kalau kita mulai butuh udara segar, kita tinggal turun dan jalan kaki menelusuri trotoar Braga. Menikmati segelas kopi ataupun teh dengan roti hangat di Starbucks bekas gedung Kimia Farma atau di Kopi Toko Buku Djawa di sebelah utara.

Kalau kita menginap disini, lebih mempersingkat waktu untuk menikmati Bandung tapi banyak hal yang bisa kita dapat dari pusaran kota. Sisa waktu di hotel ini bisa digunakan untuk berkarya di hotel.



Menu Breakfast di De Braga 





Breakfast di Resto De Braga seperti makan di halaman belakang rumah. Karena selain menyediakan tempat makan di dalam ruangan, ada area luar tanpa atap. Kamu akan mendapati meja taman, alas rumput sintetis dan pemandangan gedung-gedung klasik di ketinggian. Pemandangan pagi itu manjakan ruang hangat dan akrab. Diantara wangi makanan, langgit cerah, menyusup tawa dan cerita ringan.



Menu breakfast yang disajikan oleh De Braga pilihannya banyak sekali. Makanan utama disediakan mulai dari makanan lokal hingga makanan khas mancanegara. Banyaknya pilihan ini tentu saja karena untuk memenuhi kebutuhan dan selera pengunjung. Kalau makanan enak, tentu akan menjadi momen yang berkesan di catatan perjalanan. 





Menu special yang membedakan resto de Braga yaitu di setiap weekend menyediakan nasi tumpeng di hari Sabtu dan Awug beserta jajanan pasar di hari Minggu. Kemudian tim resto de Braga memutarkan menu ini ke setiap meja. Semua pengunjung bisa mencicipi dan mengambil tumpeng yang dibawa oleh tim.

Mulai dari minuman, kita akan diberikan beberapa pilihan yang memahami beragam pengunjungnya. Untuk penyuka kopi, ada kopi dengan yang diolah dengan mesin khusus mulai dari bentuk biji. Lalu ada minuman yang punya gaya hidup sehat, restoran menyediakan minuman jus buah, infuse water, air mineral dan tentu saja teh lengkap dengan gula dan cream.

Kemudian makanan berat, ada menu utama nasi, jagung dan roti. Bahan dasar nasi ada beberapa pilihan, ada nasi goreng, nasi kuning lengkap dengan teman nasinya. Pilihannya banyak, jadi kita bisa ambil beberapa sesuai selera dan kebutuhan tubuh. Mulai olahan ayam, sayur, ikan, kerupuk lengkap dengan beragam pilihan sambal. Kadang memang perut orang kita lebih suka langsung makan berat seperti nasi dan pilihan teman nasinya.

Tak hanya itu, beberapa orang juga lebih suka bubur untuk memenuhi kebutuhan aktivitas paginya. Bubur ini lengkap dengan ayam suwir, kacang dan kelengkapan lain dengan rasa yang pas.



Untuk memenuhi kebutuhan lidah mancanegara, hotel menyediakan pilihan jenis olahan tepung dalam bentuk roti dan donat. Ada roti dengan gandum yang banyak, roti biasa, croissaint, dilengkapi dengan pilihan selai yang disesuaikan dengan selera. Rupanya selai-selai yang disediakan oleh hotel merupakan bikinan sendiri atau home made. Pantas saja rasanya berbeda dari yang biasa saya beli di supermarket.

Pilihan breakfast pun ada 2 pilihan cereal dan susu segar sebagai campuran. Semangkuk cereal, susu dan omelet akan pas diperut dan bisa mengembalikan kebugaran tubuh.

Tak hanya itu, ada salad dengan pilihan saus dan minyak zaitun untuk melengkapi sayur segar. Sosis dan kacang merah yang lezat dan terasa nyaman di perut. 





Paling enak sambil ngobrol sambil cemal-cemil, di resto ini tidak hanya menyediakan pastry tapi ada cemilan lokal seperti ali agrem, putri noong, lapis, dll. 





Jadi, breakfast di De Braga By Artotel enak-enak dan berusaha memenuhi kebutuhan selera pengunjungnya. Waktu makan paginya pun cukup lama, dari jam 06.30-10.30 WIB. Jadi kalau yang suka berenang kita bisa berenang pagi dulu, selesai mandi bisa lanjut makan.



One Stop Destination

Bisa dibilang, hotel ini merupakan destinasi hotel yang memenuhi berbagai pilihan rasa Bandung. Mulai dari kebutuhan istirahat, menikmati karya seni, mencari jajanan khas Bandung, menyusuri bangunan bersejarah, belanja, mencari spot instagramable khas Bandung, bahkan buat yang suka bersepeda kita disedikan sepeda untuk keliling-keliling.




Bagi yang pernah menginap disini bisa mendapatkan pengalaman kunjungan menarik di Kota Bandung.  Dengan lokasi yang strategis, cita rasa art dan botanical, De Braga By Artotel melengkapi kebutuhan pengunjungnya.  


***
Info:
De Braga By Artotel
Jl. Braga No. 10 Bandung
Telp. +62 22 86016100

15 komentar:

  1. Hotelnya masi baru, masih seger. Pengen nyobain staycation di sana menarik kayaknya ehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo, disana bisa sekalian cari inspirasi dan menentramkan hati.

      Hapus


  2. Pengetahuan baru lagi nih teh.
    gak nyangka kalau font di tulisan sarinah adalah tulisan tangan Founding Father negara kita. bagus ya tulisannya, hehehe XD

    BalasHapus
  3. Ah emang hotel di Braga itu selalu bikin betah, belum lagi lokasinya strategis kemana-mana ya

    BalasHapus
  4. iya teh aku juga mikirin keren banget ini 112 kamar dengan mural yang unik kebayang da effortnya mantab pisan jadi penasaran pengen nginep disini semoga bisa staycationlah urang Cimahi kesini hahhaa

    BalasHapus
  5. Keren ini, hotel dengan mural unik, kebayang indahnya ya teh. Pengen sesekali staycation disana deh

    BalasHapus
  6. Hotelnya kayaknya asyik bener buat dipake nongkrong-nongkrong berfaedah nih Teh,
    Harus nyobak nih kapan-kapan :))

    BalasHapus
  7. Oh sekarang udah jadi ya hotelnya bagus ya semoga bisa staycation disana

    BalasHapus
  8. Bagus konsep hotelnya teh, bener-bener art. Betah kayaknya aku di sini. Nanti coba jadwalkan buat staycation ��

    BalasHapus
  9. Setuju, hotel ini memang seperti galery ya.. Bener-bener kelihatan artistik. Nyaman, deh!

    BalasHapus
  10. Kebayang deh nulis di sana. Bikin semangat ya nulisnya, Teh 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seminggu kayanya udah jadi novel, ya :D

      Hapus
  11. Asyik banget suasana hotelnya Teh. Makanannya jg bikin Kabita. Dulu aku lihat Sarinah yg terbengkalai dari jauh kayak serem. Syukurlah skrg udh diberdayakan lg

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sama, dulu klo lewat suka sedih lihat bangunan itu banyak ilalang dan makin rusak. Sekarang udah enakeun lagi

      Hapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv