Surganya Kopi Jawa Barat di Ngopi Saraosna #6



Tentang kopi. Aku sudah jatuh cinta pada kopi ketika masih remaja. Kopi kerap jadi teman belajar mengerjakan PR. Oh, bukan sejak remaja tapi jauh dari itu, saya sudah naik pohon kopi sejak kanak-kanak. Menggigit-gigit kopi masih dalam bentuk cheri lalu bermain-main di rantingnya. 

Setiap pagi kerap melihat Abah (kakek) menyeruput kopi di atas pisin. Dia tuangkannya kopi panas ke atas pisin lalu dibiarkan agak hangat kemudian disruput. Saya cuma melihat disebelahnya. Kemudian dia melahap roti kadet kukus isi mentega gula. Matanya yang biru agak keputihan menerawang ke meja kursi bikinannya. Pagi itu, hanya kaos putih swan melekat dibadannya lengkap dengan kopiah hitam. Dia Abah penyayang cucu. Suka mengajak kami ke kebun binatang melihat gajah dan binatang lainnya. Sejak itu, saya suka wangi kopi.

Wangi kopi itu membawa saya dan suami menuju halaman Gedung Sate di hari Sabtu tanggal 13 Oktober 2018. Ada puluhan tenda yang menyediakan beragam jenis kopi Jawa Barat, petani kopi, alat seduh kopi, hingga merchandise yang ditawarkan. Saya seperti berenang di lautan kopi, meski saya tahu, saya tidak boleh sering-sering minum kopi karena kondisi lambung yang harus dijaga. Tapi bisikan hati saya begitu kuat mengarahkan saya ke acara Ngopi Saraosna jilid #6. Rupanya, memang menarik. 


Salah satu stand kopi yang unik.

Saya masuk dari pintu gerbang pinggir pintu Gedung Sate, seperti biasa jalanan macet. Kami datang ke sana tidak direncanakan, tapi memang kebetulan habis ada keperluan dari suatu tempat. Ternyata saya masuk dari pintu belakang acara Ngopi Saraosna. Disana ada satu stand dengan terhampar lantai kayu lengkap dengan meja kursi kayu yang alami.

Ada pintu masuk menuju tempat yang lain, rupanya tenda-tenda putih dengan label nama penjual kopi berderet panjang memenuhi jalan aspal halaman. Di atas jalan dihiasi bendera-bendera segitiga seperti sebuah pesta rakyat tengah berlangsung. Menarik. Anak-anak muda dengan passion yang tinggi terlihat dari raut mukanya. Ada cinta hadir yang menghidupkan suasana acara. Kopi yang tadinya hampir hilang identiasnya dari belahan bumi Jawa Barat, kini seperti kembali menampakan akar mulanya. Kini masyarakat mulai bisa mencecap rasa kopi berkualitas yang lahir dari tanah leluhur. 


Kopi seduhan Kang Hendi.



Seperti pertemuan saya siang itu dengan salah satu teman masa SMA. Oh, ya, saya tahu acara ini dari grup alumni SMA, Hendi namanya. Dia menjual kopi jenis arabika dari Gunung Palasari. Menariknya lagi, dia sudah mengelola jual beli kopi ini sejak 3 tahun lalu diajak oleh mertuanya yang menangkap potensi Hendi. Dia cerita, biasana pohon kopi itu harus ditanam ulang setiap 7 tahun sekali, tapi yang terjadi setiap kali panen, kondisi biji kopinya malah semakin bagus. Malah sampai dilakukan pembibitan karena kualitas jenis kopi ini termasuk langka.

Sebelum Hendi cerita tentang romantisme pohon kopi dan membuatnya jatuh hati, kami ditawari segelas kecil kopi seduhannya. Warnanya segar dan wanginya seperti buah yang baru dipetik. Begitu disruput, rasa kopi merata disetiap sudut fungsi rasa lidah. Segar sekali. Seperti menghidupkan setiap sel baik dan membuat hati kita riang gembira.

Betul saja, kebun pohon kopi yang dikelola mertua Hendi punya keistimewaan. Batang pohonnya besar dan punya DNA yang unik. Sayapun memutuskan untuk memiliki sebungkus kopinya untuk persediaan di rumah. 




Tak hanya Hendi yang menyediakan kopi segar khas Jawa Barat, tapi stand-stand lain pun menyediakan kopi hijau hingga yang sudah disangrai. Boleh dibilang Ngopi Saraosna buat saya surganya kopi, karena pengunjung bisa mendapatkan kopi dari berbagai gunung Jawa Barat, seperti kopi yang ditanam dari Gunung Manglayang, Gunung Padang Cianjur, Gunung Puntang, Malabar, dll. Kita bisa beli dari ukuran 200 gr hingga berkilo-kilo. Karena memang ada yang menjual kopi kiloan. Pengunjung bisa beli bijian, tapi bisa juga ikut digiling di tempat kalau pembeli tidak punya alat giling di rumahnya.

Sebetulnya saya baru kali ini datang ke acara Ngopi Saraosna setelah berjilid-jilid berlangsung. Ada aja kondisi yang membuat tidak datang, ya, mungkin kemarin waktu yang pas pisan. Jadi euforia-nya cukup lama, euy. Situasi dan pertemuan dengan beberapa teman di acara ini masih melekat diingatan. 


Pengunjung antri untuk mencecap free coffee.


Selama dua hari acara, di hari Sabtu itu cukup banyak acara. Ada panggung utama yang menyajikan berbagai artis untuk menghidupkan suasana. Beberapa stand juga menawarkan pengunjung untuk membeli kaos maupun kopi, keuntungannya digunakan untuk galang dana korban gempa di Sulawesi Tengah. Kemudian di stand yang lain, sekumpulan anak-anak muda ikut kelas seluk beluk dunia kopi dan seduh kopi dengan pemateri yang handal. Kemudian ada lomba seduh manual brew, sayangnya saya tidak lihat proses lomba ini. Cuma sempat dengar suara MC yang mengumumkan acaranya dengan menggunakan kopi dari Cianjur.

Semakin sore suasana Ngopi Saraosna #6 makin rame pengunjung, musik juga kian hingar. Di stand dekat panggung pengunjung berbaris untuk mendapatkan free coffee dengan hasil seduhan barista handal dengan jenis kopi khas Jawa Barat. 


Kesempatan foto bareng dengan Ibu Atalia Kamil.



Ditengah keramaian, rupanya ada Ibu Atalia Kamil yang ikut menikmati suasana acara. Beberapa pengunjung ikut foto bersama, kesempatan ini saya ambil juga. Ajaibnya saya mudah aja dapat kesempatan foto bareng yang diambil sama suami saya, jadi hasilnya menarik. Ibu Atalia cantik dan lembut sekali, saya kebetulan sedang memegang gelas isi kopi. Dia bilang,”Hati-hati kopinya tumpah,” Seneeeng deh dapat perhatian seperti itu dari Ibu Gubernur Ridwan Kamil.

senang sekali dapat kesempatan datang ke acara yang sudah lama sekali saya tunggu-tunggu. Sekalinya dapat waktu yang pas, suasana acara memberi banyak pencerahan tentang gerak gerik pertumbuhan dunia kopi Jawa Barat. Berbagai pihak dan masyarakat semakin terbuka terhadap sumber daya kopi dan penggiatnya. Mulai dari petani hingga penjual eceran berupa segelas kopi. 





Kopi bukan sekedar diteguk, tapi membangun ruang pergerakan budaya masyarakat sendiri. Melalui segelas minuman ini bisa menghadirkan berbagai orang dalam bentuk komunitas dan menciptakan berbagai kreatifitas, baik wacana hingga bentuk nyata. Terimakasih sudah diselenggarakan acara Ngopi Saraosna, sangat inspiratif.

0 komentar:

Posting Komentar

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv