Mengenal Rasa UMAMI Dalam MSG




Blogger Gathering Bersama Umami

Salah satu kenikmatan terbesar yaitu bisa enak makan dan mempunyai tubuh sehat. Dengan begitu kita bisa memanfaatkan waktu dengan produktif. Untuk mencapai kedua hal itu, kita harus menjaga porsi makan, jenis makanan, bumbu, cara pengolahan, serta kandungan halalnya hingga menata makanan. Sebagai pecinta makanan, berbagai informasi dan pola makan sehat kerap dipelajari dari berbagai sumber. Sampai dapat kesempatan hadir di acara Blogger Gathering With Umami pada tanggal 12 Oktober 2018 di Kapulaga Bistro Bandung.

Awalnya agak ragu datang ke acara ini mengingat banyaknya informasi berseberangan dengan kandungan yang ada didalam penyedap rasa. Tapi saya harus datang agar pandangan lebih terbuka dan mendapat penjelasan langsung dari sumbernya. 


Kiri-kanan: Prof. Purwiyatno Hariyadi, Dhatu Rembulan, MC.


Rupanya peserta gathering cukup banyak, ada sekitar 30 orang blogger dari Bandung dengan berbagai jenis ciri khas kontennya. Ada food blogger, hijab blogger, lifestyle blogger, yang hadir untuk menyimak penjelasan ilmuwan pangan dari IPB yaitu Bapak Prof. Purwiyatno Hariyadi. Tak hanya dari sisi ilmiah, acara ini dihadiri oleh instagramer Mba Dhatu Rembulan dan workshop memasak dengan Chef Deni.

Masing-masing pembicara menjelaskan sesuai kapasitasnya. Prof. Purwiyatno menjelaskan dari segi ilmiah, sementara Mba Dhatu dari sisi ibu rumah tangga yang suka mengolah makanan rumahan untuk keluarga tercinta. Kemudian dari Chef Deni, kami mendapat cara mengolah makanan dan menyajikannya agar menarik selera. Dalam suasana ruang Kapulaga dan cuaca Bandung cukup hangat siang itu, dari ketiganya kami mendapat pencerahan menarik tentang bumbu masak yang selama ini dikhawatirkan.



UMAMI Itu Apa, Ya?

UMAMI itu rasa gurih dalam bahasa Jepang. Seperti kita tahu, cita rasa dasar makanan itu ada 5, yaitu manis, asam, asin, pahit, dan yang kelima rasa UMAMI. Gurih. Rasa gurih ini sulit untuk dideskripsikan tapi memberi kenikmatan rasa pada makanan. Rasa-rasa seperti manis, asam, asin dan pahit itu punya identitas rasa yang kuat. 



Pada permukaan lidah manusia itu ada 3 jenis taste papillae: manis, asin, pahit. Manusia dewasa terdapat 7500-12000 taste buds, taste buds terdiri dari sel rasa pada permukaannya mempunyai reseptor rasa. Beberapa titik reseptor rasa ini menangkap rasa gurih. UMAMI. Rasa umami bisa kita dapatkan dari MSG (monosodium glutamat) atau masyarakat kita mengenal dengan sebutan micin/mecin Aji-no-moto.



MSG, Aman Gitu?

Bicara MSG rasanya jadi agak canggung mengingat banyaknya informasi yang masif di berbagai media. Tapi saya terus menyimak untuk mengetahui lebih dalam kandungan Glutamat dalam mecin. Ternyata menarik, zat ini ditemukan oleh ilmuwan Jepang bernama Dr. Kikunae Ikeda tahun 1908. Rupanya dia berhasil mendapatkan rasa enak dari komponen utama dalam konbu yang mengandung asam glutamat (glutamic acid/glutamate). Konbu yaitu sejenis rumput laut yang menjadi bahan dasar Dashi. Dashi adalah kuah yang menjadi semua makanan Jepang. Jadi di Jepang sana, Dashi atas kuah ini sangat dibutuhkan sebagai komposisi makanan utama.

Sementara bahan baku MSG dalam Ajinomoto pun terbuat dari bahan alami yang menghasilkan asam glutamat. Di Indonesia Aji-No-Moto dibuat dari tetes tebu dan singkong, lalu kedua bahan ini difermentasi, prosesnya sama seperti membuat kecap dan tape. Kedua bahan dasar itu difermentasi menggunakan mikroba lalu berubah menjadi asam glutamat berbentuk kristal MSG. Karena bentuknya kristal kering makanya tidak tumbuh mikroba, sehingga MSG tidak membutuhkan zat pengawet. Glutamat ini mengandung asam amino yang dibutuhkan sebagai sumber protein untuk tubuh. Menarik bukan, kita bisa bernafas lega. 



Upaya Dr. Kikunae Ikeda membuahkan hasil, melalui MSG kita bisa mengolah berbagai makanan rasa yang lebih lezat. Dengan rasa yang enak tentu saja bisa meningkatkan selera makan dan respons tubuh pun baik saja asal digunakan sesuai porsinya. Jika kita menikmati makanan, zat gizi akan terserap dan diterima dengan baik oleh tubuh. Karena unsur syaraf kita akan menyalurkan informasi yang menyenangkan pada berbagai bagian tubuh. Berdasarkan penelitian bertahun-tahun oleh berbagai badan kesehatan dunia bahkan Departemen Kesehatan Indoensia, MSG ini sudah diakui keamanannya dan tidak memiliki efek samping.

Di Indonesia sendiri, UMAMI bisa diperoleh dari tempe, terasi dan kecap manis. Jadi MSG ini mempunyai fungsi yang sama seperti penyedap rasa lainnya melalui proses-proses fermentasi dari bahan baku alami. Tak hanya di Jepang dan Indonesia, di Malaysia masyarakat kerap menggunakan balachan (udang) dan maggi goreng, di Peru menggunakan daging dan tomat, Amerika biasa menggunan caesar salad, tomato catsup, tomato paste, salsa, dll.

Itu artinya manusia dari belahan manapun berusaha mendapatkan formulasi rasa makanan yang enak, dinikmati dengan sepenuh hati dan tetap memberi manfaat bagi tubuh.



Mengolah Makanan

Ditengah penjelasan Prof. Purwiyatno Hariyadi, Mba Dhatu menguatkan pengalaman cara membuat Mpasi (makanan pendamping ASI). Dia cerita setiap membuat pure kentang, sayuran giling untuk anaknya yang sudah mendapat makanan tambahan, Mpasi-nya selalu diberi mecin maupun masako. Alhasil selera makan anak jadi meningkat dan sejauh ini tumbuh kembangnya bagus/sehat. 



Jadi kalau boleh berkesimpulan, mecin itu punya posisi yang sama layaknya penyedap rasa yang lain seperti gula, garam, pala, lada, dll. Jika digunakan sesuai porsi, artinya tidak berlebihan maka olahan makanan itu justru menjadi baik bagi tubuh. Kalau berlebihan, beberapa kondisi tubuh akan menolak dan memberi efek yang tidak baik.

Setelah mendapat penjelasan yang ilmiah tentang proses pembuatan MSG, kami diajak untuk mengikuti proses pembuatan mie kocok dan chicken milanese valdostana. Saya cukup bersemangat melakukan proses ini. Chef Deni memasak makanana sesuai fungsi utama makanan, yaitu sebagai zat gizi, sumber kehidupan (eat to live), dan sumber energi diantaranya protein (asam-asam amino), minerals dan vitamins. Dari mie kocok ada protein dari kikil, karbohidrat dari mie, dan asam amino dari msg. Dan dipercantik untuk dinikmati dengan asik dengan taburan bawang goreng dan seledri. Tampilan dan warna mie kocok jadi lebih cantik.



Begitupun ketika masak daging ayam atau chicken milanese valdostana, kami dilihatkan cara membalur daging mentah dengan lada, garam, mecin, bumbu rempah khas Italia diantaranya basil, oregano, dan rosemary. Kemudian digoreng sampai matang diatas teflon dengan sedikit minyak. Setelah matang, daging ayam ditata dengan apik dengan sayuran dan saus creme. Benar-benar menggugah selera, tentunya bisa dinikmati (meal to enjoy), aroma yang wangi, tekstur yang menarik dan keberterimaan oleh tubuh.

Melalui Chef Deni, kami mengolah makanan yang memenuhi fungsi-fungsi itu. Beliau memaparkan penting sekali mengolah makanan dengan memperhatikan berbagai hal. Baik dari bahan baku, bumbu, cara membersihkan hingga alat-alat masaknya. Jangan-jangan kualitas makanan yang kurang baik karena alat masaknya tidak steril. Begitupun cara penyajian (plating) makanan sebaiknya sesekali dilakukan di rumah, ini bisa membuat suasana makan lebih menarik dan menimbulkan rasa gembira. 

"Saya sebagai orang kuliner selalu kecewa jika ada lontaran-lontaran yang mengatakan bahwa mecin itu tidak baik untuk tubuh sampai ada ungkapan generasi micin.  Karena kenyataanya mecin malah mengandung asam amino yang baik untuk tubuh."  Ungkap Chef Deni diakhir acara masaknya.  



Dari hasil gathering ini saya mendapat banyak pelajaran. Jika mendapat informasi tentang sesuatu, harus cari juga informasi dari sumbernya agar tidak khawatir dan ragu dalam melahap makanan. Lalu hal yang digarisbawahi bahwa makanan itu harus disyukusri, dinikmati dan gembira menyantapnya. Dengan begitu tubuh juga akan menyerapnya dengan sempurna. Kemudian perhatikan kondisi bahan baku, cara mengolah, alat masaknya agar makanan terolah dengan baik dan steril. Jadi makanlah dengan menyenangkan dan dapatkan hidup yang lebih baik.

20 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. kalo aku di rumah jarang makai umami msg sih kak biasanya pake bawang aja garam dan merica bubuk..atau lada

    BalasHapus
    Balasan
    1. Segitu juga udah gurih, ko. Pilihan bumbu mah pilihan. Cuma kalo kita mau pake mecin gak usah takut, ternyata kandungan msg (glutamat) itu baik fungsinya sama seperti kandungan glutamat pada jamur, rumput laut, udang, tomat yang sudah matang, dan ada beberapa lainnya.

      Hapus
  3. Saya mah gagal fokus dengan mie kocoknya :D

    BalasHapus
  4. hoo..ternyata begitu ya ttg msg... nuhun infonya Ma^^

    BalasHapus
  5. Emang masakan tuh kalo gurih lebih terasa greget gemes gitu yah Teeeeh.

    Aku juga pake kok MSG secukupnya aja kalo masak *bari jeung masakna oge jarang hahaha*

    BalasHapus
  6. Lihat fotonya menggugah selera banget, jadi sekarang nggak usah ragu lagi ya teh❤️

    BalasHapus
  7. Saya biar masakan gurih ga pernah pake vetsin karena ketidaktahuan saya haha dulu mah anggepnya vetsin bikin bodo wkwkwk, ternyata enggak ya teh

    BalasHapus
  8. setuju teh kalau dapat informasi jangan langsung nelen bulet2 macam kayak gini akhirnya mecin dibuat candaan dibuat semenakutkan padahal realnya ga seperti itu

    BalasHapus
  9. MSG ternyata tidak semengerikan yang selama ini diberitakan :)

    BalasHapus
  10. aku suka sedih kalau ada stigma generasi micin, engga seperti itu ko padahal :(

    BalasHapus
  11. orang asia mah kalo makan harus ada rasa umaminya emang heuheu

    BalasHapus
  12. Ternyata tanpa Sadar MSG udah jadi keseharian kita ya?
    Bedanya tanpa merk :D

    BalasHapus
  13. Mitos-mitos tentang MSG terpatahkan ya teh. Hamdallah masih bisa konsumsi, nggak kebayang hidup aku tanpa msg, pasti hambar ��

    BalasHapus
  14. Masakan tuh kurang greget kalo gak pake MSG .Qiqiqi... Nuhun informasinya, teh.

    BalasHapus
  15. Jadi tenang mengosumsinya...dulu percaya sama katanya...katanya... hehe

    BalasHapus
  16. My husband eat food with a lot of MSG since he was a child. Ibu mertua saya pun pengguna pecin. But ntah knapa suami saya malah pinter banget ya. Apa karena kebanyakan micin ya? Hihi

    BalasHapus
  17. Sekarang gak ragu lagi pakai MSG ya, Teh. Aman, selama gak berlebihan

    BalasHapus
  18. MSG itu bumbu ajaib. Saya mengakuinya :)

    BalasHapus
  19. Rasa UMAMI mah favorit aku banget, Teh :)

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv