Permata. Kuliner. Skylight. Bandung.


Indo Wisata Permata Bandung.
Foto: Ima
Pohon, dingin, gunung, tas selempang dan sebotol air mineral.  Melewati jajan-jalan kota yang mulai menua, kepul dari gerobak makanan, deretan angkutan umum dan ruang-ruang kuliner yang menarik untuk disinggahi menjamur dimana-mana.  Dago menjadi salah satu destinasi wisata di Bandung yang asik untuk ditelusuri.  Satu lagi tumbuh tempat wisata yang unik dan sarat edukasi ada di Dago, yaitu tempat untuk pembuatan permata dari bentuk bongkahan sampai menjadi perhiasan.  Hmmm… Ini pertama kali saya lihat langsung di Indo Wisata Permata yang berlokasi di Citra Green Dago Blok N 1-10, lokasinya tak jauh dari pusat kota.  Pas sekali setelah terminal Dago, jalan langsung terbagi 3, ke atas, tengah, kiri dengan turunan yang tajam.  Nah, kamu tinggal belok kiri dengan turunan tajam itu dan mengikuti plang tulisan Skylight. 

Di Cafe-nya ada manual brewing.  Asoy lah.
Jadi, ceritanya saya mau coba makan di Skyligt dan ternyata restoran ini satu bangunan dengan tempat wisata permata.  Rupanya tempatnya tenang, tertata apik, suasana alamnya terawat, enak buat menenangkan diri dari keriuhan kota.  Begitu masuk, yang saya cari adalah apakah mereka menyediakan kopi di menunya, ternyata ada, ah, terasa di surga.  Yang pasti, saya ingin minum kopi sambil menikmati pohon-pohon di atas sana.  Nah, saya mau cerita satu-satu tentang... permatanya dulu. 




Permata, oh…

Indo Wisata Permata tampak depan.
Foto: Ima
Baru kali ini, saya diajak teman berwisata ke tempat pembuatan perhiasan permata terbesar se-Indonesia.  Rasanya, baru kali ini saya dengar tempat wisata permata, bisa jadi ini yang pertama.  Tempat itu merupakan satu-satunya tempat wisata permata yang dibuka untuk siapapun yang mau melihat proses pembuatan permata.  Para pengunjung bakal diajak keliling, diperlihatkan langkah-langkah pembuatan permata dan menikmati hasil karya seni berupa perhiasan yang indah.  Benda kecil yang berkilauan, indah dan menambah cantik pemakainya.  Tak perlu khawatir, tempat ini terbuka untuk siapapun, yang datang ke sana tak hanya yang ingin “serius” berbelanja permata.  Diharapkan sekelompok anak-anak, remaja sekolahan maupun komunitas mau datang mengapresiasi sumber daya alam Indonesia yang kaya.  Disana pun, kita dijelaskan proses hulu ke hilir permata ini, sehingga setiap pengunjung semakin terbuka wawasannya tentang sumber daya yang ada di negeri Indonesia yang melimpah ruah.



Hasil karya seni permata yang indah.
Foto: Ima
 Kalau bicara permata, rasanya hanya kalangan tertentu saja yang sanggup memilikinya.  Tapi sebenarnya di Indo Wisata Permata tidak hanya untuk memikat para pengunjung membeli perhiasan, tapi konsep yang ditawarkan adalah sebuah wisata edukasi pembuatan permata.  Jadi siapapun boleh datang bila ingin mengetahui proses pembuatan permata dari bentuk bongkahan hingga menjadi batu permata yang indah. Orang-orang yang datang akan dipandu beberapa ruang, ada ruang menikmati sebuah film dokumenter bagaimana kondisi pencarian permata di hulu dan kondisi alam Indonesia yang kaya.  Selanjutnya para peserta wisata diajak masuk ke ruang produksi, disana kita akan diperlihatkan bagaimana orang-orang bekerja dengan mesin yang bisa membelah dengan presisi sehingga menghasilkan kilau yang sempurna.  Terakhir, kami diajak ke sebuah ruang yang besar, berisi rak-rak penuh dengan perhiasan dari permata. 

Melihat permata di balik kaca, desain yang bagus, kaya seni, detil dan berkilauan.  Saya cuma sanggup menarik nafas panjang, menikmati sampai batas mata dan dirasakan oleh hati.  Hangat. Saya harap, suatu hari saya bisa mendapatkannya, tak ada yang tak mungkin, kan.  Jadi ingat lagunya The Beatles "Lucy in The Sky With Diamond."  Saat melakukan wisata permata ini, bagian yang paling saya suka adalah ketika melihat para pengrajin permata ‘bermain-main’ dengan permata kecil dan proses pemotongan dengan mesin potong paling canggih dan presisi karena menggunakan komputer dan perhitungan yang tepat.  Para ahli seni memotong ini adalah orang India semua, alasannya, karena belum ada tenaga ahli permata orang Indonesia.   Satu alasan menarik lainnya perusahaan ini menggunakan tenaga ahli dari India karena mereka suka yoga dan vegetarian.  Dari pola hidup seperti itu, biasanya karakter yang tumbuh menjadi sabar.  Seorang tenaga ahli pembuat permata harus sabar agar pemotongan permatanya tepat sehingga kilau yang dihasilkan batunya banyak dan indah.  Karena yang dicari dari batu permata adalah kilaunya.  Jika salah potong, maka kilaunya akan hilang dan bongkahan batu itu tidak akan bernilai lagi.

Ruang pemotongan permata.  Foto: Ima
Sebelum ke ruang pemotongan, kita dibawa ke ruangan untuk menikmati film dokumenter.  Disana kita jadi tahu kalau batu permata paling banyak dan bagus itu ada di Indonesia, tapi sayangnya tidak banyak tenaga ahli pembuat permata sehingga kita menjual permata dalam bentuk bongkahan (intan) lalu di proses menjadi hiasan di Singapura-kebanyakan begitu. 

Galeri Indo Wisata Permata di Dago.
Foto: Ima

Kuliner


Foto: Ima.
Model: Fauzia.
Seperti halnya tempat wisata pada umumnya, kuliner menjadi salah satu bagian penting dari wisata.  Di Indo Wisata Permata ada tempat kuliner yang menarik, di lobi dan di lantai 3, namanya Skylight, masih satu gedung dengan Indo Wisata Diamond.  Kita bisa menikmati pemandangan Bandung yang “berkilauan” dari ketinggian sambil menikmati hidangan ala Skylight.  Ya, bisa jadi dinamakan Skylight seolah-olah kita bisa melihat Bandung dari langit.  Menunya beragam, makanan khas Indonesia dan Eropa.  Seperti Iga bakar, Soto, Pizza, steak, spaghetty, kopi, minuman segar dan banyak lagi. 

Pizza khas Skylight, rasa lezat dengan harga standar.
Foto: Ima
Begitu masuk ke lantai 3, sekeliling ruang restoran dibungkus oleh jendela kaca.  Berjajar tempat duduk yang membuat pengunjung merasa nyaman.  Semua pemandangan di tangkap, pemandangan kota yang menghampar juga rangkaian pepohonan yang berjajar rapi melingkar pegunungan.  Kalau kita datang malam hari, tentu kilauan lampu-lampu kota atan terasa mewah dan seperti kunang-kunang yang berkilauan.  Kemarin, saya datang siang hari, jadi semua pemandangan tampak jelas dan menarik perhatian.

Sop Iga yang lezat, bersih dan kaya rempah.
Foto: Ima
Menu restoran disini, memenuhi kebutuhan pengunjung artinya jenis makanan, harga makanan dan suasana yang disediakan cukup sesuai.  Dengan rasa dan tempat yang nyaman, sebenarnya kita tak perlu cemas dengan harganya, karena harganya sesuai dengan standar tempat makan lainnya yang menyebar di tempat kuliner lainnya.  Kadang pengunjung datang ke restoran tidak hanya untuk memenuhi rasa lapar tapi menikmati makanan enak, ngemil dan ingin mendapat suasana yang menyenangkan untuk menghadiahkan suasana terbaik untuk diri sendiri dan orang yang kita sayang.  Rasanya, di Skylight ini, cukup bisa menentramkan pengunjungnya.  Sebagai tempat kontemplatif sekaligus menikmati makanan yang enak. 


Mochachino khas Skylight.
Foto: Ima



Alamat dan kontak Indo Wisata Galeri dan Skylight:
Citra Green Dago Blok N 1-10 Bandung
Telp. 022.204505888

@imatakubesar

Bandung, 2 September 2016

7 komentar:

  1. Main lagi ke sana, yuk. Pengen berliannya nih. *Heuheu.. maunya*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau juga teh, cincinnya bikin mauuuuuu... hah, harus diobati dengan makan pizza keju dan virgin mochito. Hiks...

      Hapus
  2. aku salah fokus, aku pikir yan box item itu cake wh ternyata berlian wkwkw
    harus makan siang kayanya nih XD

    BalasHapus
  3. Wah kebetulan bakal ke Bandung. Kalau mau ke sana langsung datang aja atau pake reservasi? Ntar ada guide-nya yang beri penjelasan sambil keliling?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Helena, bisa langsung datang, disana udah disiapkan guide-nya. Atau untuk memastikan, bisa telepon ke sini aja: 022.204505888

      Hapus
  4. Terima kasih ya sudah datang dan membuat artikel yang bagus sekali. kami tunggu ya kehadirannya di IWP dan juga Skylight Cafe. Jangan lupa di follow social media FB : IWP and Skylight, IG dan Twitter : iwpandskylight

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv