Sepanjang Hidup Ramadhan

Pagi.  Pagi sekali di bulan Syawal, saya merasa bulan Ramadhan kali ini seperti menguap.  Waktunya terasa lebih cepat dari bulan Ramadhan tahun-tahun lalu.  Pergi begitu saja seperti angin.  Bulan Ramadhan adalah bulan yang spesial, setiap langkah yang kita lakukan mendapat pahala yang banyak bahkan tidur kita pun bernilai ibadah. Di bulan ini, umat muslim wajib tidak makan, minum dan tidak melakukan hubungan suami istri dari fajar hingga terbenam matahari.  Selain mengendalikan hal-hal fisik, kita pun diwajibkan mengendalikan diri dari emosi-emosi negatif.  Seperti , marah, iri, dengki, membicarakan orang lain, sombong, dan lain sebagainya.  Mudah?  Tidak, tidak mudah.  Sekalipun kamu sudah tahu ilmu agama, proses pengendalian diri terutama masalah hati sering menggoda kita.


Ramadhan sudah lewat.  Apa yang saya peroleh?  Rasanya bulan Ramadhan ini godaannya cukup banyak, masalah mengendalikan sabar menghadapi beberapa hal.  Terutama masalah anak dan kondisi kesehatan suami.  Dalam keadaan tertentu, saya merasa sendiri, meskipun tidak benar-benar sendiri.  Perasaan ini sungguh mengganggu, dan ketika gejala itu mulai muncul, tarik menarik antara pikiran jelek sama baik begitu kuat.  Perasaan jelek sungguh mengganggu, kadang dia muncul bisa membuang waktu, pikiran dan kesempatan.  Sungguh tidak enak meskipun keadaan yang terjadi memang jelek.  Tapi hal yang terpenting ketika kita dalam keadaan “jelek” adalah membangun sudut pandang yang baik sehingga hati akan lebih cerah, pandangan akan lebih segar dan langkah pun ternyata akan lebih mudah.  Tidak mudah bisa sampai ke titik ini, karena hal yang terpenting ketika kita berada dalalahm masalah ad dengan menguatkan pikiran, hati dan mencari celah positif.  Mudah? Tidak, banyak bolong-bolongnya.  Ada beberapa langkah yang bisa kita lakukan saat perasaan negatif mulai menggoda kita, dan ini cukup berhasil menjadi terapi hati.  Tapi bukan berarti saya saat ini clean dari semua itu, godaan tetap ada, tapi rada lumayan lah setidaknya ada keberanian untuk berdamai dengan keadaan. 

Langkah agar bulan-bulan selanjutnya bisa rapi seperti di bulan Ramadhan:

  1. Buat ibu-ibu macam saya, godaan utamnya adalah masalah anak.  Yang dilakukan saat mereka rewel adalah menenangkan diri.  Seperti, tarik nafas.  Ambil posisi kita dalam posisi dia, misalnya ketika saya ingin sekali beli mainan dan cokelat tapi ada yang melarang.  Uh, ga enak pasti dilarang-larang, tapi ketika ada yang bicara dengan cara enak ke kita pasti dengan mudah kita bisa menerima alasan larangan itu.  Bicaralah seperti bicara pada diri sendiri, kita pun suka agak sulit menerima ketika ada yang melarang ataupun menegur kita tapi begitu diungkapkan dengan nada yang enak, kita akan setuju sekalipun larangan itu salah.  Mudah?  Enggaaaaa… kudu kuat mental dan cari kosa kata yang tepat untuk mengungkapkannya.  Cara ini cukup berhasil, bisa melatih diri dan anak kita
  2. Terapkan pola tidur dan bangun seperti di bulan Ramadhan, siapkan jadwal esok dari malam hari.  Buat ibu-ibu, kadang tidak sempat menyiapkan jadwal buat besok karena ngelonin anak terus tertidur dan pas bangun lupa mau ngapain.  Ini saya banget, sampe akhirnya banyak jadwal hari itu yang tidak tercapai.  Hal-hal kecil sih, seperti urutan beberes, nyuci, masak, mengantar anak ke sekolah, efeknya itu bisa panjaaaang.  Akhirnya waktu untuk diri sendiri seperti menulis yang cuma memakan waktu 30-60 menit aja bisa tidak ada waktu.  Efeknya, tentunya akan gundah hati karena tidak sempat menulis hari itu, efeknya?  Galaws, sebel sama anak-anak, suami, merasa diri tidak berguna dan menyalahkan takdir.  Enak? Engaaaa banget.  Jadi, masalah jadwal bisa ditulis di pagi hari, atau sore ketika kita ingat.  Jadi kita para ibu wajib punya buku catatan, isinya bisa macam-macam.  Dari menu makan, ide tulisan, list jadwal harian, sampai resep masak.
  3. Ini hubungannya sama Tuhan kita, buat saya yang muslim, selalu shalat tepat waktu dan mengaji dibaca dengan artinya.  Karena disitu ada ilmu segala ilmu yang bisa membuat otak kita terus berfikir dan menjaga hati yang sering tergoda. 
  4. Selalu memberi energi positif dan orang lain pun akan memberi hal yang sama.  Pertahankan lingkungan yang membuat hidupmu seolah-olah akan hidup selamanya dan seolah-olah besok kamu akan mati.
  5. Bangun silaturahmi, terutama ketika sahabat dan keluarga kita kena cobaan seperti sakit, dsb.  Beri perhatian secepat mungkin, jangan ditunda-tunda.  Karena waktu terus berjalan dan kesibukan pasti dan selalu ada.
  6. Berdoa terus menerus, dalam keadaan senang maupun sulit.

Dalam hitungan waktu, selama 29 atau 30 hari, kita dilatih untuk melakukan hal-hal yang baik dan mengendalikan emosi-emosi negatif kita.  Kuncinya ternyata disiplin.  Pola hidup kita selama bulan Ramadhan seolah tengah di setting ulang, dari aktifitas fisik, mengenal Tuhan, dan bersosialisasi.  Mudah?  Tidak.  Tapi dengan adanya bulan Ramadhan, kita seolah tengah di”paksa” agar bisa menjadi pribadi dan membiasakan diri untuk melahirkan pola hidup yang seimbang. 

Jadi, saya fikir, hidup prihal bagaimana kita bisa mengendalikan dan mempertahankan diri agar hidup terus tumbuh dan berkembang.  Perhitungannya sangat akurat, serba matematis asal kita mampu disiplin dan tahu rambu-rambunya.  Karena Ilmu Tuhan, Ilmu Hidup itu sangatlah luas. 

Ya, (Ramadhan) hidup adalah prihal bagaimana kita mengendalikan diri.  Mudah?  Tidak.  Tapi Tuhan tahu bagaimana “memaksa” kita agar mampu mengendalikan diri, yaitu dengan puasa, shalat, sahadaqah, zakat (silahkan baca lagi quran-nya, saya juga masih belajar).  Kalau dipikir-pikir, semua ini untuk melatih diri bahwa ada sesuatu harus selalu dikendalikan, dari makan, disiplin waktu dan berbagi rezeki. 

Ini sekedar catatan kecil saat saya sedah insyaf, semoga selalu insyaf.  Heheheee... mari.

Bandung, 27 Juli 2015
@imatakubesar

4 komentar:

  1. Iya Mak, setuju banget, Ramadan itu seperti madrasah yang melatih diri agar bisa selalu bisa mengontrol hidup, dari makan, disiplin waktu, dan juga berbagi rezeki. Baik di bulan Ramadannya mau pun di 11 bulan lainnya...

    BalasHapus
  2. Terasa sangat cepat sekali bulan Ramadhan kali ini ya, Mak :'(

    Oiya Mak, sekalian info, lagi ada #GiveAwayLebaran nih, ikut ya http://heydeerahma.com/index.php/2015/07/13/kontes-blog-giveaway-lebaran-bersama-heydeerahma/

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih teh Dee Rahma, saya juga pengen ikutan pisan. Ada view yg pengen dibagi ;).

      Hapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv