Kreatifitas ala Yoris Sebastian



“Creativity is a gift. It doesn't come through if the air is cluttered.” 


Berawal dari Baca
Saya sering bertanya dalam hati, kenapa kami harus pindah sementara ke Serpong, kenapa ‘harus’ tinggal di rumah pasangan Wa Alwis dan Teh Embay (kakaknya Cholis).  Allah pasti sedang memberi pesan, ada maksud dibalik semua ini.  kami seolah di 'paksa' oleh Allah untuk tinggal di rumah ini, di Serpong. Bayangkan Serpong, Tangerang Selatan, budaya dan kondisi yang berbeda dengan di Bandung.  Saya fikir, pasti ada misteri yang harus dikuak, ada sesuatu dan ilmu yang harus diperdalam.  Mendapat kesempatan tinggal di kota ini pasti ada hikmahnya, saya tidak mau kehilangan momen dan waktu.  Saya harus melakukan sesuatu dan menghasilkan karya.  Saya harus mempelajari sesuatu dan menggunakan kesempatan semaksimal mungkin.  Apa yang bisa saya lakukan di rumah ini, di Serpong, untuk keluarga ini.  Sekali lagi, pasti ada sesuatu yang harus saya pelajari dengan maksimal agar kelak bisa bermanfaat.  Untuk apa?  Saya tidak tahu.

Saya butuh masukan materi, rasanya tidak mungkin bekerja di luar rumah, lalu merunut kembali  pengalaman dan kemampuan yang saya miliki.  Apa yang paling mungkin dan paling bisa dilakukan sambil mengurus suami dan anak.  Selalu terselip tanda dari setiap kejadian,”  Lalu, saya mulai duduk di depan rak buku kakak.  Saya lihat-lihat dan pilih beberapa buku.  Salah satunya buku “Oh, My Goodness, Buku Pintar seorang Creative Junkies dari Yoris Sebastian.”  Buku ini cetakan kedua tahun 2010.  Rupanya, aku jatuh cinta dengan buku ini, adrenalin hidup saya tumbuh lagi.  Disinilah dimulai misteri itu.


Setelah membaca buku itu, pertama yang dilakukan adalah memaksimalkan kesempatan media online.  Kebetulan di rumah kakak ada fasilitas WiFi, saya sendiri punya laptop (meskipun batrenya sudah rusak).  Kemampuan lain, senang menulis di blog dan cukup mengerti seluk beluk efek media sosial.  Akhirnya saya kembali menulis untuk blog dan mengikuti tantangan 30 hari menulis puisi selama bulan Oktober 2014, sementara suami saya setiap hari menggambar tangan.  Semua ditata, disusun, dilatih 'cara' hidup lagi, setiap hari menjadi terjadwal, otak dan hati tak berhenti berfikir untuk mengatur jadwal: untuk orang lain (beres-beres, memandikan anak, memasak, belanja, mencuci,berobat) dan untuk diri sendiri (menulis dan menggali diri).  Mengenai puisi, dalam 1 bulan saya sudah menghasilkan 30 puisi, jumlah ini membuat saya takjub.  Uwow!  Ini keren! Walaupun saya tidak tahu apakah puisi ini layak atau tidak, tapi saya bahagia ternyata dengan komitmen saya mampu mengerjakannya. 


Pertemuan 
Pekerjaan hari-hari bertambah dengan berusaha membiasakan diri kembali disiplin menulis dan membuat puisi.  Sampai suatu hari saat membuka media sosial, di wall fb ada informasi workshop blog di Jakarta bertajuk “Fun Blogging di bulan Oktober 2014:  Dari Hobi Menjadi Profesi” .  Saya suka dengan tag line-nya.  Tagline ini cocok dengan qoutenya Jhon Lennon, dia bilang,Hobi akan tetap menjadi hobi jika kamu tidak mendalaminya.”  Kurang lebih begitu, saya agak lupa.

Tergerak hati memastikan, kesempatan ini diambil atau tidak.  Saya mau tahu peta dunia blog di kota ini.  Setelah diskusi tentang rencana workshop dengan kakak, mereka mendukung dan menanggapinya dengan semangat.  Selesai acara, kami di masukan ke dalam sebuah grup yang membuat kami terus berkomunikasi tentang seluk beluk dunia blog dengan para pengisi workshop yaitu Mba Hayya Aliya Zaki, Shinta Ries dan Ani Berta.

Sampai suatu kesempatan, di grup online tersebut kami diberi tantangan menulis selama 10 hari 10 tema pahlawan yang memberi misteri mengejutkan yaitu reward dari tantangan ini rupanya bertemu dengan Yoris Sebastian.  Hey!  Tanda apa ini?  Saya harus ikutan.  Pasti ada maksud di balik teka teki ini.  Pertama pertemuan dengan bukunya lalu pertemuan dengan orangnya.  Saya pun ikut, masalah hasil bagaimana nanti, yang jelas saya harus berkomitmen melakukan tantangan menulis.  Itu saja.  

Singkat cerita, dengan segambreng kesibukan Yoris, ajaibnya saya dan teman-teman blogger yang berhasil mengikuti tantangan ini akhirnya bisa bertemu pada hari Selasa, 28 Januari 2015 di Pacific Place Jakarta.  Senang!  Dari baca, mengikuti setiap tipsnya, sampai bisa bertemu tanpa rencana, situasi yang misterius dan unik.  Dia memberi tanda tangan pada bukunya yang saya bawa: "Oh My Goodness!”:

“Dear Ima, Everything happened for a reason.  Stay Creative!  70:20:10 Rules!” – Yoris.

Ima dan Yoris Sebastian

Sebaris pesan yang tepat.  Sebuah kejadian di awal tahun yang positif semoga berdampak positif pada parjalanan tahun ini.  


Kiri-Kanan:  Ima, Ani Berta, Fadlun, Khalida Fitri, Oline, Anesa Nisa.

Kreatifitas yang 'humanis' dari Yoris
Di meja persegi panjang, jam 14.00 WIB, kami berbicang asik layaknya teman lama berbagi dengan nyaman.  Yoris Sebastian, Teh Ani Berta, Saya, Khalida Fitri, Oline, Anesa Nisa, Fadlun Arin, Khairul Huda mulai saling mengenalkan diri berikut aktifitas usaha atau pekerjaanya.  Suasana langsung dibangun untuk saling mengungkapkan pikiran dan pendapat.  Sangat menarik mendengar pengalaman hidup masing-masing, penuh dinamika, impian lengkap dengan kegelisahannya. 

Poin menarik yang di sarankan Yoris diawal pembuka pembicaraan yaitu pilihlah bidang bisnis yang membuatmu bahagia saat mengerjakannya.  Karena dengan bahagia akan menghasilkan nilai ekonomi (happynomic).  Ini konsep hidup Ima dan Cholis banget.  Pas dia bilang kuncinya adalah bahagia, saya langsung klik dan pasti ada kejutan-kejutan lain yang akan Yoris ungkapkan.  Inilah misteri kreatifitas Yoris yang membuat konsep kreatifitasnya memberi nilai ekonomi dan terima oleh banyak orang. 

Diskusi yang menyegarkan.
Saya ingin memberi gambaran tentang ide-ide bisnis Yoris Sebastian, cenderung memberi konsep bisnis yang humanis dan down to erth.  Ia membebaskan untuk mempunyai mimpi besar (capture big dream) tapi menyarankan untuk memulai dan melakukan langkah-langkah kecil.  Out of the box tapi sekaligus execute inside the box.  Melalui langkah-langkah kecil ini, kita dapat mempelajari, mendapatkan arti kesungguhan dalam menjalankan proses.  Dengan gerakan kecil tapi konsisten akan memberi efek yang lama dan abadi pada usahanya.  Bahkan dia mengkritisi orang-orang yang memulai usaha kerap menghitung-hitung keuntungan lebih dulu.  Dia bilang, sebaiknya tidak menyusun rencana gambaran keuntungan diawal bisnis, karena hal ini justru akan membuat bisnis itu cepat hancur.  Itulah yang membuat bisnis tampak sulit karena belum apa-apa kita sudah memikirkan jumlah keuntungan yang akan kita peroleh.  Menurutnya, dalam kondisi tersebut seringkali saat target tidak tercapai, kita akan mudah terpuruk, kecewa dan cepat mundur.  Menurut Yoris, cara ini sebaiknya ditinggalkan.  Tapi lakukan bisnis dengan hati dan kesungguhan.  Saya fikir pantaslah dia mendapat International Young Creative Entrepreneur of the Year Award 2006, dan rangkaian prestasi lainnya.



Add caption
Poin-poin penting dalam mewujudkan mimpi menajdi nilai ekonomi:
  • Memilih usaha dengan bahagia memberi efek yang sangat dahsyat.  Kesungguhan, ketulusan dalam menyusun rencana, langkah dan mewujudkan setiap langkah.  Hati akan mendorong energi yang lebih untuk mewujudkannya. 
  • Tulislah setiap mimpi atau ide yang muncul, di buku atau di note handphone, karena bisa jadi mimpi-mimpi itu bisa bermanfaat dikemudian hari.  Bedakan antara pemimpi dan pengkhayal, ini adalah dua hal yang berbeda.  Ide atau mimpi bisa sangat banyak, bisa muncul kapan saja, jangan langsung dibuang, karena tidak ada mimpi atau ide yang jelek, ide bisa manjadi keren dan diwujudkan kapan saja disaat kita siap, siap dengan ilmu dan kesempatannya.  Lalu lengkapi diri dengan pengetahuan untuk mewujudkan impian/bisnis yang kita suka itu dengan mempelajari ilmunya.  Seperti baca berbagai referensi buku, diskusi dengan orang ahli, ikut workshop, sekolah, dll.  Tak ada cara lain, hal ini yang membuat kita lebih siap dalam menjalankan setiap bisnis kita.  Mimpi tanpa dilengkapi dengan pengatahuan/ilmunya tentu akan hanya sekedar mimpi.  Tapi ketika kita punya mimpi dan dipelajari ilmunya, akan membuat kita lebih siap masuk menjalankannya.   Persiapkan diri kita sendiri dulu untuk mewujudkan mimpi itu.
  • Semua impian besar berawal dari kegiatan-kegiatan kecil, jadi lakukan hal yang di depan kita dulu.  Apa hal yang paling mungkin dilakukan, kerjakanlan se-maksimal dan se-kreatif mungkin.  Pilihlah deferensiasi  usaha dan lengkapi dengan konsep yang kuat dan jelas lalu jalankan.
  • Pilihlah bisnis yang tidak ribet, kita suka dan sulit rugi.  Maksudnya begini, pikirkanlan teknis dan proses yang akan terjadi dikemudian hari, apakah pekerjaan ini lebih berat dari pendapatan yang akan kita peroleh?  Lalu bayangkan seolah-olah bisnis ini di genggaman tangan, lalu pikirkan 10 tahun mendatang saat bisnis tersebut semakin maju, apakah akan menambah beban atau kita akan menikmatinya? 
Kamu belum kreatif jika jika kamu belum bisa mengelola dan mewujudkan impian itu.  Latihlah kreatifitas setiap hari untuk memunculkan happynomic.  Jika saatnya tiba bisnis kita semakin bagus memberi dampak yang hebat bagi kehidupan, jangan berhenti, pelajari dan teruslah belajar. 

Misteri ini terkuak, berawal dari membaca buku Yoris, mempelajarinya, lalu menjalankan setiap langkah-langkahnya,  dan alam menggenapi pertemuan dengan penulis buku ini dan menjawab segala teka teki pertanyaan kehidupan saya selama ini.  Saya semakin percaya, selama kita melakukan dengan kesungguhan hati, alam akan memberi jalan yang tepat dengan ilmu yang banyak. 

Serpong, 12 Februari 2015

@imatakubesar

11 komentar:

  1. hi hi hi menarik mbak ;)
    beliau inspiratif banget...

    sayangnya saya ga bisa ngikutin "kuliah" yoris sampe abis, coz keburu ada tugas.

    BalasHapus
  2. Iyah, pemikiran2an encer banget, keliatan pengalaman dan pengetahuannya luas. Selain itu dia sabar, seksama banget dengerin kita2 ngomong, engga underestimate dan engga potong pembicaraan. Keren pisun!

    BalasHapus
  3. ternyata mas yoris low profile gitu, paling tampan di antara emak - emak :D

    BalasHapus
  4. mba Ima, pinjam bukunya dong, penasaran. hihihi. buat aku kenapa susah sekali ya mengetahui apa yang aku suka atau hobi, sampai sekarang aku bingung, semuanya dicoba tapi kadang cuma sebentar sukanya.

    BalasHapus
  5. bi ima udah subscribe webnya yoris? klo belum, buka websitenya yoris & subscribe geura biar dapet postingan terbaru yoris. bagus2 tuh lumayan buat boost energi :) hehehe

    BalasHapus
  6. Ahhh mba imaaaa aq masih pengen baca udah abis aja ceritanya.. everything happen for a reason ya mba.ditunggu hasil kreatif berikutnya ^^

    BalasHapus
  7. "Tulislah setiap mimpi atau ide..." ini baru saya pelajari secara mendalam mbak. Ah, terima kasih untuk sharingnya mbak. Saya yang tidak ikut jadi merasa ada di dalam diskusi mbak bersama Mas Yoris.
    Salam kenal dari saya dan ijin follow blognya.

    BalasHapus
  8. Waaa keren banget mak. Yoris inspiratic banget yaa.. jd pgn baca bukunya

    BalasHapus
  9. Sari Widiarti: Hahahhaaaaa... dan cerdas bangeeeet dan bagus mengelola hatinya.
    Dwi Murniati: Boleh... boleh... mengenal hobi itu buat Ima sama saja dengan mengenal diri sendiri. dari hal yang kecil, dari bangun tidur apa yang biasa kita lakukan, dari olah raga, makanan, pakaian, pernak pernik yang kita banget, tempat kita jalan yang paling bikin kita asik, jenis film yang kita suka. Itu bisa jadi motivasi kita menekuni hobi.
    Ulu: Udah, Lu. Nuhuuunzzz
    Vanisa: Heheh... iyah, alhamdulillah...
    Desi Namora Sinaga: Hehheheee... maap, maap ;b Kalo kebanyakin bisi bosen
    Ika: Aiih... makaciiiih..
    Mia Fauzia: Iyah, baca aja bukunya lebih yuhui, biar makin mantop ;b

    BalasHapus
  10. toss ima..aku juga suka bukunya...makasih postingannya yaa, ngeboost energi banget..lakukan dengan cinta, rejeki bakal datang sendiri, aamiin...peluk imaa...

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv