Muslimah Tersenyumlah

Judul Buku      :  La Taias For Akhwat: Muslimat                             Tersenyumlah!
Penulis            :  Honey Miftahuljannah
Editor              :  Gita Safitri
Tata letak isi    : Shinzy dan Fajarianto
Penerbit           :  PT Gramedia, Jakarta, 2012
Hal/ Ukuran    :  xix + 192 hal, 13,5 x 20 cm
Harga              :  Rp 45.000,00

Beberapa bulan kemarin pesan singkat BB masuk, Honey ingin minta alamat saya.  Ternyata dia ingin mengirimkan buku, ini kejutan yang menyenangkan.  Betul saja, suatu pagi yang cerah, kabut baru saja menghilang, buku itu datang, judul bukunya “Muslimah Tersenyumlah-Kumpulan Kisah Penguat Hati.”  Barangkali Honey tahu saya sedang butuh dikuatkan hati, lalu dia tersentuh untuk memberi kekuatan dengan mengirimkan sebuah buku dengan cerita banyak makna.

Dalam buku ini, kamu akan dibukakan pandangan dan dimanjakan dengan berbagai contoh cerita menarik tentang perempuan muslim (muslimah) yang menggunakan hijab.  Baik mengenai proses mereka memutuskan berhijab dan bagaimana mereka menghadapi pandangan lingkungan ketika dihubungkan dengan hijab yang digunakannya.  Bagaimanapun, perempuan berhijab selalu dikaitkan dengan kepribadiannya, mau tidak mau mereka akan menjadi makanan empuk untuk dinilai dari berbagai sisi dan cara lingkungan bersikapun lebih spesial: baik dari tingkah laku, keimanan, wawasan dan keahliannya.  Karena pandangan umum, bahwa perempuan berhijab seolah “sudah semestinya” cara hidupnya lebih baik dari perempuan yang tidak berhijab.  Dari seolah “sudah semestinya” ini, beragam upaya pribadi muslimah sendiri akhirnya tergali untuk menjadi pribadi lebih baik.

Banyak pula yang berpendapat seorang muslimah belum memutuskan untuk berhijab karena menurutnya yang paling penting itu menghijabi hatinya dulu.  Lalu temannya menjawab dengan bijak,”Pemilik hati itu harus dijemput dan dicari, bukan sekedar ditunggu tanpa usaha mengharap hidayah datang sendirinya.  Apalagi sibuk mengomentari sana-sini tanpa ada usaha baik untuk meraihnya.” 

Kisah pergulan batin dan proses pemikiran tiap tokoh cerita dan persoalan menghadirkan refleksi buat kita.  Seringkali pakaian perempuan berhijab menjadi alasan mereka sulit bergerak, beraktifitas "bebas" dan berkarya di suatu lembaga tertentu.  Padahal setiap orang punya hak dalam menjalankan keyakinannya.  Sehingga banyak perempuan muslim terhambat menunaikan kewajibannya ini karena berbagai kegalauan dan dilema lingkungan.

Setiap lembar tuturan cerita dari halaman ke halaman berikutnya semakin asik untuk dibaca dan dianalisa.  Ternyata banyak kisah diantara muslimah yang menjalankan proses berhijabnya dengan penuh perjuangan dan menguji ketakwaanya.  Ada kesadaran pada diri, perempuan masuk pada sebuah lingkungan, bergabung dengan pergerakan dengan manusia, mau tidak mau langkahnya harus menjadi pilar Islam, apalagi bisa menjadi Quran berjalan. 

@imatakubesar
Ima. Serpong. 5 Desember 2014

2 komentar:

  1. bukunya pasti bernas banget ya ima..apa kabar saay..miss u..kecup buat Alif dan dedeknyaa...:*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah Teh Dewi, banyak cerita yang bisa jadi pegangan hidup dan kita semakin terbuka sama berbagai pandangan orang, jadi kita bisa mencontoh siskap-sikap perempuan muslim ini. Miss u too Mba Dewi Rieka, eh, ima baru mulai bikin blog khusus buat resensi buku versi ima (boleh lah dibilang begitu). Hihi... rasanya happy banget akhirnya bisa ngewujudin :*

      Hapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv