Stimulus Wangi

Ingat mencuci, jadi ingat cerita masa kecil, pengalaman pertama mencuci dengan seorang teman di pemandian mata air.  Dulu, di Ledeng ada beberapa pemandian mata air, namanya Ci Iim.  Saya dan teman main katakanlah namanya Hani (bukan nama sebenarnya), seringkali mandi di Ci Iim sambil bawa alat mandi, sabun cuci, dan pakaian bersih.   Sambil mandi kita mencuci baju yang kita pakai saat itu dan pulangnya pakai baju bersih yang dibawa dari rumah.  Sebetulnya di rumah sudah ada kamar mandi sendiri, tapi mandi dan mencuci di Ci Iim bagian proses petualangan masa kecil yang menyenangkan.  Tadinya saya tidak bisa mencuci baju sendiri, teman saya ini mengajarkan cara mencuci karena Bibinya (adik ibunya) memberi jasa mencuci buat tetangga-tetangganya dan Hani sering dimanfaatkan untuk membatunya.

Sampai sekarang Hani memberi jasa cuci baju dan setrika, bahkan jika ada tetangga yang baru melahirkan dia memberi jasa mencuci, setrika dan memasak.  Hasil cuciannya bersih dan masakannya super enak.  Kami tetap berteman sampai sekarang. 

Dulu, di atas batu tempat mencuci, Hani mengajarkan agar sabun coleknya awet dan efektif dipakai mencuci pakaian.  Beberapa tahun lalu saat saya baru melahirkan, dia menawarkan jasa mencuci untuk pakaian bayi dan mengajarkan pula cara mencuci agar baju bersih dan harum.  Dia selalu memisahkan pakaian berwarna dan putih, lalu tampung air di ember dan masukan serbuk Rinso hingga tercampur rata dan sedikit berbusa.  Setelah tercampur rata masukan satu baju kotor hingga semua terendam lalu biarkan sekitar 30 menitan.  Selama 30 menit menunggu itu, Hani biasanya suka ikut bantu masak.  Beres masak, dia mulai mencuci dengan tangan dan kadang mengguakan sikat cuci baju yang lembut.  Katanya, ada bagian baju yang harus menjadi perhatian lebih untuk digosok seperti lipatan leher, lipatan ketiak, kalau celana dan rok pada bagian ujung celana, bagian belakang karena sering dipakai duduk.   

Biasanya jam 06.00 pagi, Hani sudah datang dengan ceria dan memberi banyak cerita.  Lalu akan mulai merendam dan ikut masak atau bahkan bantu sapu-sapu rumah.  Setelah itu, dia mulai mencuci dan menjemur.  Beres menjemur, kita sesekali berbagi cerita sambil nge-teh dan ngemil-ngemil.  Banyak cerita dibalik hidupnya yang luar biasa, Hani kecil yang Ima kenal pribadi ceria, pintar dan ceria, memberi banyak pelajaran tentang bertahan hidup.  Setelah itu dia pergi lagi dan mencuci di rumah tetangga yang lain.  Siangnya, dia akan menge-cek jemuran dan mulai menyetrika.  Satu persatu ia setrika sambil memberi tahu cara menyetrika yang cepat dan apik, terus ia berikan satu baju yang sudah disetrika,”Nih, Ima, coba cium harumnya, pakai Rinso biasanya baju lebih wangi dan bersih.”  Saya mencium baju itu dalam keadaan hangat habis disetrika.  Bajunya wangi, bersih dan rapi, ada sensasi merasa bersih dan sehat, apalagi setelah mandi dan ganti pakaian. 


Saya termasuk orang yang senang coba-coba dan bereksperimen, kemaren-kemaren pas belanja alat-alat mandi dan cuci, saya menemukan produk unik dari Rinso.  Ternyata ada Rinso yang berbentuk cair, tadinya saya fikir lucu juga mirip sabun cuci piring.  Tapi bolehlah dicoba.  Ternyata pas cairannya dicampur dengan air, dia mudah larut, haruuum dan bikin tangan nyaman.  Mulai baju-baju kotor dimasukan satu persatu biar air campuran sabun menyerap ketiap pori-pori baju.  Rasanya semua bau keringat di baju tergerus hilang.  Seperti biasa, saya biarkan sekita 30 menitan, dicuci biasa, digilas pakai tangan, dibilas sampai busanya hilang dan jemur.  Baju yang dijemur saya cium-cium, eh, wanginya enak bikin suasana hati adem dan berasa sehat. 


Walaupun saya ibu yang tinggal sehari-hari di rumah, tidak terlalu beinteraksi dengan banyak orang.  Tapi memakai baju yang bersih, wangi dan pantas sering membangun suasana hati lebih enak dan bersemangat.  Setiap hari rasanya baru dan harus melahirkan kegiatan yang menyenangkan, walaupun sebetulnya kegiatan di rumah itu-itu aja, tapi justru karena itu-itu saja, suasana harus dibangun lebih beragam dan menyenangkan.  Salah satunya distimulus dengan hal sederhana, menggunakan baju yang bersih dan wangi.

@imatakubesar
Ima. Serpong. 26 Nopember 2014

4 komentar:

  1. Betul, Mbak. Suamiku sebel banget kalo baju kerjanya apek dan kusut. Baju yang wangi dan bersih bikin semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang-kadang kalau lagi engga parfum, dengan pake pakaian yang wangi udah engga perlu khawatir lagi.

      Hapus
  2. teh ima, ning sama ya kecilnya suka nyuci di kali ! haha
    tapi ci ciapus mah nanya Ci engkok, di sana ci iim ya, bagus namanya hehe

    BalasHapus
  3. Hihi... iyah, wuah, ngalamin juga? Waas pisaaaan. nama ci iim ini ada sejarahnya, pas kakak lahir, nama ci nyusu ieu (mata air) dinamain ci iim. Waas nya

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv