Ketika Tuhan Berbicara Padamu

Selama ini kita (saya) selalu berfikir dengan logika dan hati.  Logika dan hati manusia.  Perhitungan manusia.  E, tapi, ternyata segala logika dan hati itu bisa selesai ketika segala persoalan kita serahkan kepada Allah.  Karena ada perhitungan dan logika Allah yang paling akurat dan seringkali kita sulit memahaminya.  Saat persoalan ini menghantam kita, seperti datangnya angin topan dan memberangus seluruh isi rumah.  Mengambil tawa, riang, harapan hidup, semua seperti hilang, harapan itu seperti surut. Ingin rasanya bahwa kenyataan ini adalah sebuah mimpi di dalam mimpi.  Rasanya kebodohan tengah melahapku dalam-dalam, ketidaktahuan, kebingungan, pertanyaan datang hilir mudik mencara cara untuk keluar dari masalah.  Satu kalimat yang selalu dilayangkan pada Tuhan: “Selamatkan suamiku dan jadikanlah usia kami lebih berkah dan bermanfaat, aaaamiiiin.”

Melalui ribuan tangis, ribuan ketakutan, ribuan kekhawatiran, rasa kehilangan, situasi yang benar-benar menguras emosi.  Mau tidak mau, saya harus tetap berdiri, fokus mencari solusi untuk pengobatan, uang, anak-anak.  Allah.  Kuncinya ada di Dia.  Maha pemberi Ilmu.  Kuncinya di Dia, Dia berusaha untuk merangkul dan berbicara, bahwa sudah waktunya kamu hijrah lahir batin.  Seseorang mengatakan, Dia merindukan-Mu, merindukan kalian untuk dekat dengan-Nya.

Ketika manusia berkata bahwa sesuatu itu akan sulit dipecahkan, ternyata ketika Allah mempunyai  cara yang  terbaik untuk memberi ilmu hidup maka saat kita melewatinya, kita akan memetik setiap jengkal kehidupan yang ingin di sampaikan oleh Allah.  Setiap kita mencari jalan keluarnya, Allah selalu memberi tanda dari berbagai sudut.  Kekuatan itu dari kamu, kita, kalian, itu, ini, lembar-lembar buku, malam-malam hening, angin, tangisan seorang anak, website, nasehat dari berbagai sudut, sms, telepon, salam erat, sebuah program acara yang jarang ditonton, pelukan seseorang, dan tentunya isi Al Quran. Jawaban datang satu demi satu dari arah yang tidak diduga-duga.  Didengar, dilihat, diambil, dirangkai, disusun, disatukan.



Satu kejadian menuju kejadian, saat satu  harapan datang dan merasa bahwa sebentar lagi masalah ini akan selesai.  Harapan tumbuh, lalu merasa tenang.  Eh, tapi ternyata tidak, ada kejutan lain yang membuat saya semakin shock.  Sore, menjadi  waktu yang menegangkan, menakutkan.  Otak saya kembali buntu, hati saya semakin terpuruk, bingung.   Ini adalah kebodohan saya, saya masih belum menemukan jawaban lengkap untuk keluar dari ketakutan dan kebingungan dari masalah ini.  Rasanya saya sudah berlari menuju Tuhan tapi rasanya masih ada yang kurang, selalu begitu, hati belum tentram.  Ada sesuatu yang kurang, pasti ada sesuatu yang kurang.  Bisa jadi hati yang belum tuntas masih dilengkapi dengan penyakit-penyakit hati, hutang yang belum terbayar, ya, pasti ada yang belum dilengkapi. Masih banyak lubang disana sini.  Saya selalu yakin, Tuhan sedang mendidikmu, ya, Tuhan sedang mendidikmu untuk semakin dekat dengan-Nya.  Selama ini kami selalumengabaikan-Nya, sering merasa bosam dan letih. Ya, saya tidak mungkin lari dari masalah, tidak, kalaupun lari saya akan menghadapi maslah lain yang berbeda.  Dia akan terus mengejar kita bahkan bertambah meskipun kita pura-pura tidak ada masalah.  Satu hal yang harus kamu lakukan adalah: berdoa, hadapi, berdoa, hadapi, berdoa, hadapi. 

Saat satu detik seperti satu jam, saat itu kamu masih belum menyadari ribuan ilmu sedang mendatangimu, ribuan kasih sayang, rasanya masih sulit untuk menerima bahwa Tuhan sedang ingin berbicara dengan-Mu , hanya rasa takut dan  rasa kehilangan akan sesuatu.  Tapi ketika 1 minggu terasa satu detik, saat itu kamu bisa memahami bahwa Tuhan sedang merindukanmu.  Ketika menunggu 1 bulan seperti menunggu bunga yang masih kuncup, namun saat kita bisa melewatinya, penantian itu sebentar dan bunga-bunga telah bermekaran dimana-mana.  Ini sebuah terapi bahwa ada Cinta diatas Cinta, ada Kebahagiaan diatas Kebahagiaan, ada Kebaikan diatas Kebaikan.  Di dalam luka kamu menyadari bahwa ribuan kebaikan telah menyelimutimu selama ini, di dalam luka kamu melihat ribuan kebaikan datang seperti hujan dan menyuburkan bibit-bibit kehidupan.  Hampir disetiap sudut setiap orang memberi ilmu jiwa, menyodorkan tangannya, hatinya, pelukannya, kata-katanya, memberi kesejukan, keyakinan bahwa kami bisa melewatinya: Ada kebaikan Tuhan yang tengah mendatangi kami.  Satu hal yang selalu membuatku yakin, bahwa Allah sedang meng-Instal ulang hati dan tubuh ayah.  Allah sedang memperbaiki ayah, memperbaiki saya.  Ya, tidak hanya ayah tapi tentu saya sebagai istrinya. 

Perjalanan panjang itu akhirnya membuat kami ada disini, di Kampung Kadupandak Kota Pandeglang.  Melihat sosok (suamiku) sekarang bisa jalan kaki lagi, fisik kembali sehat, emosinya kembali seperti sedia kala, bahkan kalau melihat secara kasat mata, saya rasa dia lebih terlihat segar.  Dia menjadi sosok yang lebih tenang dan berbeda, katanya disuatu pagi,“Saat ini, Ayah seperti dilahirkan kembali.”

Perjalanan kami  menghadapi penyakit ayah belum selesai, harus dibuktikan nanti beberapa minggu lagi.  Tuhan, angkatlah penyakitnya yang tidak menyisakan penyakit yang lain dan jadikan usia kami lebih berkah, berguna, bermanfaat untuk diri sendiri dan orang banyak.
Terimakasih kalian, sahabat, keluarga yang selalu menguatkan kami lahir dan batin.

Pandeglang. 9 Mei 2014




7 komentar:

  1. Insya Allah semua baik2 saja ya Ima *pelukk ...
    Seneng dengernya kalau suami Ima sudah mulai membaik.

    Ketika masalah datang, Allah tidak meminta kita memikirkan jalan keluar hingga penat. Allah hanya meminta kita sabar dan shalat (Perempuan Pencari Tuhan - Rindu)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyah, itu dia teh Dey: Sabar dan Shalat, banyak ima temuan dari banyak ayat Quran, cuma proses sabar ini yang "luar biasa" ya. Tanpa kedua itu rasanya semua jawaban engga bakalan keluar. Makasih buat pelukannya pas di ICU, sangaaaaaat menguatkan

      Hapus
  2. Aamiin..hugs ima..betul bgt..kudoakan akangnya cpt pulih aamiin

    BalasHapus
  3. eh sakit apa?

    *baca lagi dengan teliti*
    *gak nemu*

    *baca lagi*

    BalasHapus
  4. Allaahumma aamiiin... terharu. selalu kuat ya teh. lahir batin. peluuuuuk...

    BalasHapus
  5. semoga sellau diberi ketabahan, Mbak. Suami diberi kesembuhan. Aamiin

    BalasHapus
  6. Semoga lekas sembuh ya, aamiin.

    BalasHapus

Silakan meninggalkan komentar Anda. adv