Penulis: Evi Sri Rezeki
Penyunting: Dellafirayama
Penyelaras aksara: Novia Fajriani
Penata aksara: Nurul M Janna
Perancang Sampul: Fahmi Ilmansyah
Penggambar ilustrasi isi: Anisa Meiliasyari
Penerbit: teen@noura
Ukuran/Hal: 13 x 19
cm, 278 halaman
Harga: Rp. 48.500,00
“Dengar, Lena, kemenangan lahir dari proses, dari
perjuangan!...”
Sepetik dialog yang
dilontarkan Rizki terhadap Lena pada novel Cine Us karya Evi Sri Rezeki. Dialog ini seolah merangkum proses dan energi
dari 3 sahabat yang selalu bersinergi mewujudkan Klub Film agar tetap hidup dan
berkarya.
Persahabatan Lena, Dania dan Dion direkatkan oleh passion yang
sama, yaitu membuat film. Petualangan
mereka melahirkan unit kegiatan di sekolah Cerdas Pintar tidak disukai oleh kebanyakan
teman-teman sekolah karena dianggap “cupu” dan engga keren. Apalagi ketika kegiatan pertama mereka yaitu
nonton bareng mendapat kritikan dari majalah sekolah: sebagai klub pembuat film picisan. Mereka dan klub film ini semakin dijauhi
karena takut tertular sebagai kelompok orang ‘aneh’. Meskipun tidak disukai oleh teman-teman
sekolahnya, mereka tetap mempertahankan klub film dan berkarya.
Tantangan digulirkan ketika Adit tak lain adalah mantan
pacar dari Lena mengajaknya untuk berkompetisi di festival film remaja. Serangan Adit terus menerus digulirkan di
sosial media membuat Lena menerima tantangan ini. Ketika tantangan ini diterima, satu persatu
persoalan muncul, dari pertemuannya yang tidak sengaja disuatu malam dengan Si
Anak Hantu di sekolahnya, muncul persoalan lain terpecah belahnya anggota Klub
Film hingga Dion sahabatnya malah menjadi cameramen kelompok saingannya didetik-detik
terakhir menjelang deadline lomba. Bagaimana
Lena menghadapi satu persatu persoalannya?
Uraian cerita disetiap bab dalam Cine Us seru dan banyak
teka teki. Ini membuat pembacanya ikut
terbawa dalam lorong semangat, kesedihan, kekecewaan, dan ketakutan dari setiap
tokoh cerita yang beragam. Kita sebagai
pembaca dewasapun seolah terbawa kembali ke masa SMA dengan semangat yang masih
segar. Dari proses setiap persoalan-persoalan yang muncul ini, kita bisa
belajar dari kegigihan Lena mempertahankan Klab Film-nya, kreatifitas Si Anak
Hantu yang misterius, romantisme persahabatan ketiganya saling memberi energi
positif dalam ‘perjuangannya’.
Menariknya dari isi cerita ini tidak melulu tentang
romantisme kisah cinta remaja, tapi lebih dalam ke proses kreatif sederhana
mereka. Dari membuat naskah, kegigihan
dan kesungguhan dalam mencari pemain, persoalan tekhnis sebuah kamera dan lain
sebagainya. Kita bisa mendapati dan ikut
belajar, bagaimana, unsur apa saja yang diperlukan untuk membuat film. Dan tentunya penulis menyelipkan pesan kuat
dengan memberi gambaran tentang eksistensi
dan kejujuran dalam berkarya. Salut!
Generasi remaja sekarang sungguh dimanjakan oleh banyak
pilihan bacaan bergendre remaja, seperti halnya Noura Books PT Mizan Publika
menelurkan novel-novel gendre remaja dinamakan SClubSeries. Cerita seputar kehidupan klub kreatif yang
dijalankan oleh para remaja di sekolannya.
Cocok untuk hadiah keponakan ataupun saudara remaja yang masih
mencari-cari passionnya karena ceritanyapun ringan dan pas untuk menstimulasi
energi postif mereka agar mau menjajaki hidup dengan kesungguhan hati.
seru juga nih resensinya. Bisa jadi bahan menambah koleksian perpustakaan.
BalasHapusKyaaaa teteh udah bikin euy. Efi belum buat, lahhh bukunya aja belum nyari hehehe. Kena kompornya nih.
BalasHapusaku juga setuju kalo ceritanya gk melulu romantisme remaja.
BalasHapusdan kisah cintanya masih malu-malu lucu gitu :)
Terima kasih sudah mengapresiasi novel CineUs. Semoga nanti berkenan mengapresiasi sekuelnya :)
BalasHapus