Facebook, begitu
membuat addict seperti minum kopi yang sulit dihentikan dan makan duren
(request heheh), nyammm…. Pertama kali mengenal facebook rasanya sulit sekali
mengoperasikanya, karena ada beberapa hal yang tidak biasa dari cara
kerjanya. Semakin lama dipelajari dan
sistemnya malah jadi ketagihan. Sebelumnya
saya ikut dengan jejaring sosial friendster, dan makin kurang nyaman karena dominasi
list teman yang kurang di kenal. Di
facebook penuh kejutan, banyak sekali teman-teman yang sudah lama dan sulit
bertemu ternyata mempunyai id facebook. Tiap hari selalu buka facebook, lihat-lihat
beranda teman, foto-fotonya yang bercerita banyak hal menjadi bagian dari proses
hidup, baca tulisan mereka dan isi status, kalau tidak melakukanya rasanya ada
yang kurang. Persis seperti sehari tidak
mandi atau sehari hanya makan satu kali, pasti ada yang kurang. Proses ini menjadi hal yang menyenangkan
karena berasa bertemu dengan teman-teman.
Dengan beragam fasilitas facebook, saya seolah bisa bertemu muka,
bercerita banyak, diskusi, berbagi ilmu, dan membaca kehidupan mereka. Seperti membaca foto-foto kegiatan mereka
seperti ada acara keluarga, kumpul dengan teman, aktifitas kerja, foto-foto
pertunjukan dan banyak hal lainnya. Hal
ini mampu menyembuhkan kerinduan dan selalu menghadirkan banyak kejutan.
Isi status menjadi
sesuatu yang begitu menyenangkan, rasanya apapun yang sedang terjadi, difikirkan
ingin segera dituliskan di status atau sekedar iseng bahkan bisa jadi tidak menjadi diri sendiri. Dari
urusan dapur, makanan, kondisi macet, curhat, sosial, politik dan banyak
lagi. Ketika ada komentar dari teman
sepertinya kita sedang berdialog, merasa lebih intim seolah bertatap muka dan bisa mengobati kebutuhan kita sebagai
makhluk sosial. Kita menjadi tahu ketika
status berisi tentang “A” maka yang mengomentarinya tidak akan jauh dari minat
dan background teman-teman, begitu
seterusnya.
Makin lama saya sendiri
merasa monoton dan tidak ada perkembangan dalam menggunakan fasilitas yang satu
ini. Selain digunakan untuk menuntaskan
rasa kangen pada teman-teman dan main game, ingin rasanya fasilitas ini bisa
membuat perubahan pada hidup saya.
Semakin dicari, rupanya di fasilitas jejaring ini semakin menarik karena
banyak juga yang menawarkan aktivitas dalam pengembangan hobi dan usaha. Disini semakin mengerti bahwa facebook bentuk
lain dari upaya kita tetap terkoneksi dengan teman dan bersosialisasi, facebook
menjadi sebuah pembangunan identitas, citra dan pengembangan diri. Dan yang jelas cukup membantu mengurangi jatah
pulsa handphone, hehehe…
Melalui status
teman-teman, notes dan poster kegiatan yang di bagi di wall mereka memberikan
banjir informasi. Pergerakan teman-teman
semakin kelihatan, seolah kita melihat diatas bukit dan melihat ribuan aktifitas
yang tidak mengenal henti. Ada yang
berlari, ada yang jalan cepat, ada yang tertidur, ada yang terduduk di ruang
nyamanya, ada yang selalu menggali.
Facebook seperti dunia,
waktu, ruang, dan pertemuan yang dilipat.
Kita bisa berkomunikasi dan melakukan banyak hal disatu waktu. Seperti sambil merendam baju, menunggu nasi
matang, kita bisa browsing, nunggu downloadan, bahkan ikut kursus menulis
online dan chating dengan teman. Kenyang
bukan, dan waktu semakin terasa panjang.
Bahkan disaat awal-awal beres melahirkan, disini kebutuhan saya tentang pengetahuan
asi, ilmu mengurus anak dan ribuan hal yang ingin diketahui tinggal menekan
satu tombol maka dunia akan memberikan banyak informasi tanpa harus ngingkig ke toko buku. Lalu kita bisa bertemu teman di dunia maya,
becanda, saling menguatkan dan tiba-tiba saja mengurangi rasa sakit yang sedang
dialami.
Dari beberapa teman
yang lain ada yang merasa bahwa fasilitas ini mengganggu ketenangan rumah tangganya.
Karena banyak kejadian yang pada akhirnya karena facebook menjembatani
seseorang untuk melakukan perselingkuhan.
Pertemuan dan dialog dengan mantan pacar, atau seseorang yang sudah lama
dikagumi seolah membuka celah kesempatan dan menghibur, disaat bersamaan masalah
keluarga yang semakin menekan. Bahkan
MUI pernah mau meng-haramkan, mengingat banyak konten dan aktifitas facebook
mengarah pada mendekati maksiat/maksiat.
Tapi pada akhirnya saya
berkesimpulan bahwa setiap orang mengarahkan dan mengelola ilmu yang
dimilikinya tergantung fungsi dan kebutuhan masing-masing. Persoalan menjadi manfaat atau sebaliknya ada
ditangan masing-masing. Seperti golok
bisa menjadi manfaat untuk memotong daging tapi golok juga bisa menjadi berbahaya
dan merusak jika digunakan untuk berkelahi.
Be you and happier,
Ima, 12 Juli 2011
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan meninggalkan komentar Anda. adv